Kenapa Jorge Martin Bagai ‘Banteng Terluka’ Tahun Ini?

RiderTua.com – Jorge Martin berkompetisi di musim ketiganya di MotoGP dan merupakan musim di mana dia menikmati kesuksesan terbesar sejauh ini. Kemenangan pada tahun 2021 di Austria, empat podium dan tidak ada kemenangan pada tahun berikutnya, pada tahun 2023 dia telah mengoleksi tiga kemenangan dan empat podium di balapan utama Minggu, empat podium, dan lima kemenangan di Sprint. Total 316 poin yang menempatkannya di peringkat kedua di klasemen dengan selisih tiga poin dari pemimpin sementara Francesco Bagnaia.

Kenapa Jorge Martin Bagai ‘Banteng Terluka’ Tahun Ini?

Jorge Martin adalah calon juara dunia MotoGP 2023. Pertama: Tak ada kemenangan di musim 2022, dan Kedua: motor tahun ini lebih baik adalah rahasia mengapa musim ini bagai banteng terluka alias mengamuk.. Rider asal Madrid dari tim Ducati Pramac itu sudah menunjukkan kebolehannya di musim pertamanya sebagai rookie. Pada GP kedua di Qatar dia meraih pole position dan podium, sayang sekali terjatuh dan terhenti lama terjadi di Portimao yang memperlambat pencapaiannya. Jorge Martin kembali setelah jeda musim panas untuk meraih pole lagi dan meraih kemenangan di Spielberg, kemenangan pertama tim Pramac di MotoGP.

Pada tahun 2022 dia belum meraih banyak kesuksesan, tidak ada kemenangan, dan empat podium, dengan promosi ke tim pabrikan Ducati jatuh ke tangan Enea Bastianini adalah menjadi penyebab ketiganya dia mengamuk musim ini.

Pembalap Spanyol itu kesulitan mencerna keputusan Ducati lebih memilih Bestia, namun mampu mendapatkan keuntungan dari perlakuan teknis dan gaji yang setara dengan dua pembalap resmi. Pada tahun 2023, eksploitasi tiba yang terkadang membuat kinerja tahun lalu yang buram tidak dapat dijelaskan. “Saya kira itu tergantung motornya.. Mesinnya membuat perbedaan besar. Saya 100% percaya itu bukan salah saya. Saya membalap dengan cara yang sama, tapi sekarang semuanya lebih mudah,” katanya..

Pada musim 2022 tim Pramac mengadopsi spesifikasi mesin 2022. Sesaat sebelum musim dimulai, Francesco Bagnaia menyadari ada masalah dalam hal ini dan oleh karena itu lebih memilih spesifikasi hybrid 2021-2022, versi yang kurang diperbarui dibandingkan dengan yang dipilih oleh Zarco dan Martin. Pembalap Madrilenian itu kerap mengeluh tidak nyaman dengan motornya..

Tahun ini masalah terpecahkan dengan Desmosedici GP23, seperti diungkapkan manajer tim Gino Borsoi.. Dalam percakapan dengan Jorge, dia mengatakan bahwa motor tahun ini pastinya lebih baik. “Saya pikir dia benar ketika mengatakan bahwa motor tahun ini lebih baik. Namun Jorge juga sudah membaik secara mental dan lebih tenang. Dia tahu persis apa yang dia butuhkan.”

Dalam empat balapan akhir pekan terakhir dia selalu finis di podium, dia mendapatkan kepercayaan diri dan konsistensi, dia menjadi penguasa motor dan dia belajar mengelola tekanan dengan lebih baik. Campuran eksplosif yang dapat membawanya naik takhta kelas utama, serta mendapatkan tempat di tim pabrikan untuk tahun 2025. “Motor ini lebih membantu saya.. Saya bekerja dengan baik di rumah dan menganalisis segalanya. Di Misano saya membuat langkah maju yang besar dalam gaya balap saya. Saya harap saya bisa terus berkembang,” pungkas Martin..