RiderTua.com – Setelah kemenangan gemilangnya dari awal hingga akhir sprint race di Motegi, Jorge Martin mengungkapkan bahwa dirinya nyaris tak bisa mengikuti balapan. Sesaat sebelum start, kepala krunya Daniele Romagnoli serta bos balap Ducati Gigi Dall’Igna dan Danny Aldridge selaku direktur teknis MotoGP berkumpul di sekitar Desmosedici GP23 miliknya dan menunjuk ke arah bagian belakang motornya.
Kemudian pembalap Pramac Ducati itu mengklarifikasi, “Sebuah sensor menunjukkan pesan kesalahan, tapi untungnya tidak masalah. Saya sungguh beruntung karena tanpa sensor ini saya hampir tidak bisa start. Itu adalah situasi yang menegangkan, tapi kami mampu menyelesaikannya.”
Jorge Martin melanjutkan rekor kemenangan impresifnya dengan meraih kemenangan sprint ketiga berturut-turut, unggul 1,390 detik dari Brad Binder (KTM) di sprint Motegi. “Saya yakin bisa melaju dengan baik, tapi saya tidak menyangka akan secepat itu. Dalam latihan bebas di pagi hari, padahal saya sempat mengalami beberapa masalah pada ban bekas,” jelas peraih pole position GP Jepang tahun ini yang mencatatkan waktu tercepat pada sprint race dengan 1:44.033 menit.
Di paruh pertama balapan, pembalap berusia 25 tahun itu harus mempertahankan posisinya saat melawan Brad Binder. “Balapan ini sangat berat karena Brad terus-menerus memberikan tekanan padaku. Namun menjelang race hari Minggu, yang menarik bagiku adalah saat saya melambat, kecepatan Brad menjadi semakin buruk,” ungkap Martinator.
Dengan kemenangan sprint keempatnya musim ini, kini rekan setim Johann Zarco itu memperkecil jaraknya dengan pemimpin klasemen Pecco Bagnaia (Ducati) menjadi hanya 8 poin. Statistik Martin di paruh kedua musim ini sangat mengesankan. Selain membukukan 3 kemenangan sprint, dia selalu naik podium pada 3 balapan hari Minggu terakhir dan meraih kemenangan kedua pada race hari Minggu musim ini di Misano.
“Menurutku, kuncinya saat ini adalah motornya langsung berfungsi tidak peduli trek apa yang kita lalui. Kami hanya perlu mengubah hal-hal kecil. Saya juga cepat beradaptasi dengan trek dan menurutku itulah kuncinya. Saya mengenal motorku dengan baik dan tahu di mana batasnya,” ujar Martin membeberkan rahasia suksesnya.
Terlepas dari kesuksesan dan tekanan di klasemen pembalap, Martin tetap tenang. “Saat ini saya tidak memiliki tanggung jawab untuk memenangkan gelar dunia. Ini menjadi tanggung jawab Pecco karena dia adalah pembalap pabrikan. 3 bulan lalu saya tidak menyangka akan berada dalam situasi ini. Tapi saya mengubah strategiku. Saya ingin menikmati momen ini,” pungkas Martin.
RiderTua.com - Balapan pembuka musim di Qatar berjalan luar biasa bagi Pecco Bagnaia. Sang juara bertahan itu sukses memenangkan Grand…
RiderTua.com - Valentino Rossi mengungkap kemarahan muridnya Pecco Bagnaia di GP Spanyol. Meskipun rider pabrikan Ducati itu merayakan kemenangan pada…
RiderTua.com - Selaku bos balap Ducati Corse, keputusan mengenai line-up pembalap tim pabrikan berada di tangan Gigi Dall’Igna. Namun Neil…
RiderTua.com - Suasana di garaasi tim Gresini bagus, tapi kedua bersaudara itu tetap harus saling bersaing dan mengalahkan.. Meskipun Marc…
RiderTua.com - Logo baru MotoGP akan berubah mulai tahun 2025 meskipun dikatakan tidak akan menyenangkan semua orang, ada apa?.. Yang…
RiderTua.com - Alex Rins mengaku banyak pekerjaan yang harus dikerjakan di Yamaha.. Namun dia berkomitmen untuk tetap bertahan di masa…
Leave a Comment