Categories: MotoGPSuperbike

Remy Gardner : Hari Ini Dirayakan Sebagai Pahlawan Besoknya Dibuang!

RiderTua.com – Remy Gardner dari Giantsanti Racing Team (GRT) telah menyelesaikan dua balapan pertama Kejuaraan Dunia Superbike 2023 dengan Yamaha R1. Di Phillip Island dia crash di balapan Superpole dan menyingkirkan rekan setimnya Domi Aegerter. Rider berusia 25 tahun itu harus absen dari balapan pertama di Mandalika karena menderita infeksi saluran cerna yang parah. Dengan 19 poin, Remy berada di peringkat 13 secara keseluruhan menjelang balapan pembuka musim Eropa di Assen (21-23 April). Finis ke-7 pada balapan utama kedua di Mandalika adalah hasil terbaiknya hingga saat ini.

Remy Gardner : Hari Ini Dirayakan Sebagai Pahlawan Besoknya Dibuang!

Ada salah satu foto yang memperlihatkan Remy sebagai seorang anak bergabung dengan Tim Monlau Honda. Sejak saat itu banyak hal telah terjadi dalam karir balapnya.
“Ya, banyak waktu telah berlalu, banyak yang telah terjadi dan ada saat-saat ketika saya berkata pada diri sendiri, ‘Olahraga ini tidak cocok untuk saya’. Ya, ini sangat sulit, sangat sulit, tetapi jika kita seorang petarung, kita akan mencapai tujuan kita,” ungkap Remy Gardner.

Kesuksesan Remy sebagai Juara Dunia Moto2 2021 hanya berumur pendek. Sebagai rookie di MotoGP pada musim 2022 sangat membuatnya frustrasi dan kini dia menjadi rookie di Superbike di musim 2023. “Sayangnya, begitulah cara dunia balap berkembang. Kita menang hari ini, dan jika kita tidak menang besok, kita akan tersingkir. Memang jauh dari ideal, tapi okelah, kita tetap harus menemukan jalan dan menerima kenyataan hari ini apa adanya,” imbuh rider asal Australia itu.

Itu realitas yang harus dihadapi Remy karena profesi yang dia pilih. “Ya. Saya kira dulu tidak seperti itu, tapi sayangnya olahraga kami banyak berubah dalam 5 tahun terakhir. Tapi seperti yang saya katakan, kita harus menemukan jalan dan melakukan yang terbaik,” jawab Remy.

Apakah ada titik di tahun lalu di mana Remy berpikir, ‘saya akan membuang semuanya dan pulang’? “Saya berkali-kali berada di titik ini, hampir setiap hari. Ketika segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik, sulit untuk menemukan keinginan untuk terus berjalan. Kendati demikian, saya selalu memberikan yang terbaik sampai akhir. Ketika saya naik motor, saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk diri sendiri dan untuk orang yang saya cintai dan hargai. Bukannya aku juga lambat?” ujar Remy sambil tersenyum.

Putra legenda MotoGP Wayne Gardner itu menambahkan, “Kami semua menderita karena situasi ini. Kita semua adalah manusia dan secara mental kita terpengaruh oleh situasi seperti itu. Tapi seperti yang saya katakan, meski saat-saat sulit, saya naik motor dan melaju dengan kencang.”

Remy pasti juga pernah mengalami keraguan diri. Apakah dia bertanya-tanya apa yang terjadi, ‘apakah saya masih bisa memenangkan gelar dunia atau orang lain’? “Ini sudah pernah terjadi kepada saya sebelumnya. Ketika saya mulai, saya sangat beruntung karena saya tiba di Spanyol dan langsung mendapat kemenangan dan podium,” ujarnya.

Remy mengatakan, “Tapi ketika saya beralih ke kelas Moto2, dengan Tech3, persis seperti yang saya katakan tadi. Ada saat-saat ‘mungkin ini bukan untuk saya’ atau ‘mungkin saya tidak dapat melakukan ini’. Tetapi kemudian hal yang tidak terduga terjadi, sebuah terobosan kecil, dan kita mendapatkan kepercayaan diri dan mulai tumbuh dalam pekerjaan kita. Saya telah melalui masa-masa keraguan diri dan berhasil melewatinya.”

Seberapa besar perbedaan antara motor Superbike dan motor MotoGP? “Mereka pada dasarnya berbeda. Bagi saya, Superbike jauh lebih menyenangkan untuk dikendarai, 25 kali lipat! Ini untuk pembalap aktif. Saya berbicara dengan Alvaro Bautista dan dia berkata bahwa jika kita gas pol di sana-sini, kita dapat menambah 0,1 detik. Dengan motor MotoGP kita mencapai batas elektronik dan kemudian seperti kita menabrak tembok, motor tidak memberi kita lebih. Di kelas MotoGP hampir tidak mungkin nge-push motor melewati limit. Inti dari superbike adalah bahwa seorang pembalap selalu dapat berkontribusi, bahwa dia membuat perbedaan,” ungkap Remy.

Sudahkah Remy menemukan kesenangan yang hilang tahun lalu? “Itu sulit, tetapi apa yang tidak membunuhmu membuatmu lebih kuat. Apapun yang terjadi tahun lalu, sekarang saya tidak sabar untuk naik motor,” ujarnya.

Bisakah Remy bayangkan adrenalin yang akan diberikan oleh podium Superbike? “Ya, tentu saja! Hanya memiliki opsi podium, seperti di Phillip Island, sangat besar. Itu berakhir buruk, tapi setidaknya saya bisa bertarung untuk itu. Saya bertarung untuk sesuatu yang memiliki nilai,” pungkas Remy.

Mimi Carrasco

Leave a Comment

Recent Posts

Manajer Tim GASGAS Tech3 : Penasaran Melihat Aksi Acosta di Portimao, Siapa yang Dia Asapi?

RiderTua.com - Debut Pedro Acosta di MotoGP sungguh menarik. Rookie dari tim GasGas Tech3 itu langsung melaju ke Q2 dengan…

19 Maret 2024

Daihatsu Tak Mau Buru-buru Hadirkan Mobil Niaga Listrik

RiderTua.com - Daihatsu masih memimpin penjualan mobil niaga ringan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Sementara itu, segmennya kini diisi…

19 Maret 2024

Penjualan Wuling Binguo Menurun Drastis Bulan Lalu?

RiderTua.com - Wuling kini memiliki tiga mobil listrik yang dijual di Indonesia, terdiri dari Air EV, Binguo, dan Cloud EV.…

19 Maret 2024

Miguel Oliveira : Tim Trackhouse Punya Banyak Potensi

RiderTua.com - Segalanya belum berjalan baik bagi Miguel Oliveira mengingat Tim Trackhouse masih dalam tahap pengembangan. Rider asal Portugal itu…

19 Maret 2024

Toyota Masih Memimpin Penjualan Mobil di Indonesia Bulan Lalu

RiderTua.com - Toyota masih mempertahankan penjualan mobilnya di Indonesia dengan 23 ribu unit yang terjual sepanjang bulan lalu. Secara keseluruhan,…

19 Maret 2024

Marc Marquez : Saat Duel Melawan Pedro Acosta Saya Bilang Saya akan ‘Switch On’

RiderTua.com - Secara mengejutkan, rookie Pedro Acosta mampu menyalip juara dunia MotoGP 6 kali Marc Marquez di GP Qatar. Namun…

19 Maret 2024