RiderTua.com – Dua minggu sebelum dimulainya musim, Komisi Grand Prix menerbitkan beberapa keputusan baru untuk musim 2023. Komisi Grand Prix yang terdiri dari Carmelo Ezpeleta (Bos Dorna), Paul Duparc (FIM), Herve Poncharal (IRTA) dan Biense Bierma (MSMA) dan dibantu oleh Carlos Ezpeleta (Dorna), Mike Trimby (IRTA-Meeting Secretary) dan Corrado Cecchinelli (Direktur Teknologi) mengeluarkan sejumlah resolusi baru pada pertemuan secara virtual di bulan Februari lalu, yang semuanya akan segera berlaku.
Inilah Peraturan Baru di Moto2 Mulai 2023

Pembalap hanya dapat mewakili satu negara, yaitu negara yang mengeluarkan paspornya. Jika seseorang mewakili beberapa negara, di awal musim dia harus mempertimbangkan dari asosiasi negara mana dia mendapatkan lisensi FIM. Jika kewarganegaraan hilang karena force majeure, permohonan perubahan negara asal harus diajukan ke FIM sebelum musim dimulai.
Kemudian pembalap membawa bendera ini sepanjang musim. Yakni saat meraih pole position, kemenangan sprint, podium, kemenangan balapan, dan kemenangan gelar yang dikaitkan dengan negaranya.
Selain itu, jika sesi kualifikasi terganggu maka tidak dapat restart kembali
Berikut aturan baru yang berlaku:
- Jika sesi telah berlangsung minimal 50 persen dari waktu yang direncanakan, sesi dianggap selesai dan hasilnya dihitung.
- Jika sesi berlangsung kurang dari 50 persen, dianggap batal. Akibatnya, sesi latihan lainnya kemudian digabungkan.
- Di kelas MotoGP, gabungan waktu Latihan 1 (FP1) dan FP2 akan dihitung. Di kelas Moto2 dan Moto3, berlaku daftar hasil FP1-FP2-FP3.
Dorna, Triumph, dan penyedia layanan mesin ExternPro telah menyepakati spesifikasi mesin yang diperbarui untuk mesin standar Moto2 untuk tahun 2023. Sebagai bagian dari spesifikasi ini, batas putaran mesin 765cc tiga kali lipat akan ditingkatkan dari 14.000 rpm menjadi 14.400 rpm.