Remy Gardner: Saya Tidak Ingin Menjadi yang Terakhir Lagi

RiderTua.com – Di foto tampak Remy Gardner di tahun 2016 dengan Yamaha Superbike membalap di IDM Superbike. Saat itu dia di sub kelas Superstock, dengan Yamaha R1 yang disiapkan oleh tim MGM.. 7 tahun kemudian dia kembali menunggangi Yamaha R1. Bagi Remy Gardner, karirnya di MotoGP berakhir setelah hanya 1 tahun. Kini rider asal Australia itu tidak berbasa-basi lagi untuk mengkritik KTM sampai akhir, sehingga membuka jalannya dan membawanya ke Yamaha di Kejuaraan Dunia Superbike.

Namun sebenarnya Gardner (merayakan gelar dunia Moto2 bersama Red Bull-KTM-Ajo-Team di Kalex pada 2021) ingin tetap bertahan di kelas premier. Putra mantan juara dunia 500cc Wayne Gardner itu memimpikan karier panjang di MotoGP sebelum musim berakhir.

Remy Gardner: Saya Tidak Ingin Menjadi yang Terakhir Lagi

Namun pada akhirnya ada ketidaksepakatan dengan KTM dan Remy harus mencari alternatif. Pada tahun 2023 dia menemukan tempat bersama Tim Balap Giantsanti di Kejuaraan Dunia Superbike. “Itu adalah sesuatu yang ingin saya lanjutkan karena itu adalah mimpi besar yang telah saya kerjakan sepanjang hidup saya. Saya membuat begitu banyak pengorbanan untuk itu. Aku akan merindukan berada di sini,” kata rider berusia 25 tahun itu.

“Masih lucu. Rasanya waktu saya di MotoGP belum berakhir. Tapi mungkin sudah. Tentu saja saya tidak tahu apakah akan ada kesempatan untuk kembali,” ujarnya pada bulan September lalu.

Gardner menambahkan, “Saya merasa belum siap untuk pergi. Saya pikir saya bisa melakukan sesuatu di sini. Saya tidak yakin. Tapi mungkin saya sangat menyukai superbike sehingga saya tidak ingin kembali. Saya tidak tahu. Ada bagian dari diriku yang mengatakan, bahwa aku ingin kembali dan membuktikannya kepada mereka. Jelas siapa yang kumaksud kan..?”

“Paket yang kami miliki untuk tahun depan seharusnya tidak terlalu buruk. Ini semakin menarik. Saya harap kami bisa bertarung untuk meraih podium karena itulah yang saya inginkan. Saya tidak ingin menjadi yang terakhir lagi,” tegas calon pembalap Yamaha itu.

Ketika musim ini MotoGP memperkenalkan format baru dengan sprint race pada hari Sabtu, Gardner mengatakan dengan tegas, “Saya tidak peduli, itu bukan masalah saya lagi. Saya tidak akan datang untuk menonton, Anda (media) bisa mencariku untuk waktu yang lama.”

Sedangkan untuk KTM, katanya RC16 terasa seperti skutik yang sedang berakselerasi dibandingkan dengan Ducati. Pembalap Australia itu berulang kali menyebut mesin itu sebagai ‘benda’. Setelah balapan terakhir musim ini dia berkata, “Saya pergi keluar hanya untuk hampir bunuh diri, jujur saja. Sangat menyenangkan bahwa saya tidak perlu melakukan itu lagi.”

Cara kepergian Gardner dari KTM tentu tidak akan memaksimalkan peluangnya untuk disayangi oleh para manajer di pabrikan MotoGP lainnya. Tapi mungkin itu yang terbaik, mungkin rasa frustrasi langsung yang diungkapkan terbukti lebih berharga dan bermanfaat ketimbang memainkan permainan panjang yang sepertinya tidak dia percayai.