RiderTua.com – Mimpi Pecco Bagnaia di masa kecilnya terwujud di Sirkuit Ricardo Tormo. Pembalap Ducati itu mampu mengikuti jejak idola dan mentornya Valentino Rossi merengkuh gelar dunia MotoGP, atau 4 tahun setelah rider asal Turin-Italia itu menggenggam mahkota juara dunia Moto2. Dan mulai seri Inggris, Pecco menemukan caranya, “Saya menemukan cara untuk lebih konsisten setelah GP Silverstone dan saya pikir itu adalah kunci kesuksesan. Karena saya semakin bisa memperkecil jarak dengan Fabio,” katanya..
Pecco mengalami emosi yang naik turun bak roller coaster di GP Valencia. Baginya, perjalanan menuju kesuksesan sama sekali tidak mudah. Meski unggul 23 poin atas saingannya Fabio Quartararo (Tim Monster Energy Yamaha MotoGP), dia masih saja merasakan kekhawatiran. Pecco mengungkapkan, “Balapan Valencia adalah yang terburuk sepanjang musim. Awal berjalan dengan baik dan saya sempat duel dari dekat melawan Fabio. Tapi saat saya kehilangan winglet, handling memburuk di setiap lap. Saya sangat khawatir, karena saya bisa crash karena kehilangan sayap, dan Fabio akan menang dan menjadi juara dunia.”
“Saya mulai menghitung lap yang tersisa selama balapan. Namun, itu membuatnya terasa lebih lama dan jauh lebih lama. Tetapi ketika saya melewati garis finis dan melihat bahwa saya adalah juara dunia, itu adalah perasaan yang luar biasa. Saya berhenti dan mulai menangis seperti anak kecil,” imbuh rider berusia 25 tahun itu.
Murid VR46 itu menambahkan, “Saya mengalami masalah sepanjang akhir pekan, oleh karena itu saya khawatir akan finis di posisi ke-15 dan Fabio akan menang. Namun setelah sesi warm-up, beban berat terangkat dari pundak saya. Tapi saya tahu, secara psikologis balapan tidak akan mudah.”
“Tapi kami bisa bangga pada diri sendiri, bahkan jika saya hanya mencoba mengatur keunggulan poin melawan Fabio. Kami bertarung untuk kembali ke Kejuaraan Dunia dan menempatkan diri kami di posisi yang kuat dengan hasil yang tepat menuju final. Kami mencoba untuk sedikit ‘menggoda’ Fabio selama balapan untuk memperbesar jaraknya dengan pemimpin. Kami juga berhasil melakukan itu,” lanjutnya.
Kesadaran Pecco bahwa masih bisa berpeluang dalam perebutan gelar, baru datang ke pembalap Ducati itu setelah balapan di Silverstone. “Saya menemukan cara untuk lebih konsisten setelah GP Silverstone dan saya pikir itu adalah kunci kesuksesan. Karena saya semakin bisa memperkecil jarak dengan Fabio,” pungkas adik Carola Bagnaia itu.
Pada saat itu, untuk sementara Quartararo memimpin kejuaraan dengan unggul 91 poin, tetapi pembalap asal Prancis itu gagal mempertahankan gelar MotoGP setelah balapan final musim di Valencia dengan selisih 17 poin dari Pecco.
RiderTua.com - Mengenai performa kuat Enea Bastianini musim ini, usai GP Amerika Michael Laverty mengatakan, "Senang melihat performa Enea. Dia…
RiderTua.com - Motor bobber yang punya ciri khas tersendiri, kini Yamaha meluncurkan Bolt R-Spec yang dapat model baru tahun 2024.…
RiderTua.com - Honda mungkin juga mengalami perlambatan penjualan mobil di Indonesia sepanjang kuartal pertama tahun ini. Tapi setidaknya hasil yang…
RiderTua.com - BYD telah dikenal dengan mobil listriknya di pasar global, dari hatchback, sedan, sampai SUV telah dijualnya. Namun hanya…
RiderTua.com - Chery memang dikenal dengan sejumlah model yang dijualnya di pasar. Meski mereka juga memiliki merek mobil lainnya, salah…
RiderTua.com - Dengan hanya 6 pembalap yang dipastikan berada di grid MotoGP 2025 sejauh ini dan 3 tim satelit yang…
Leave a Comment