Stefan Bradl: Saya Benci Marc Marquez!

RiderTua.com – Marc Marquez dan Stefan Bradl sempat menjadi rival pada musim Moto2 tahun 2011 silam, dimana pembalap asal Jerman tersebut yang merebut gelar, mengunakan motor Kalex di bawah bendera tim Viessmann Kiefer Racing. Marquez juga harus berurusan dengan masalah pada penglihatannya saat itu, yang muncul setelah jatuh di Sepang. Bradl mampu memenangkan seri terakhir di Valencia bahkan sebelum melakukan balapan. Setelah debutnya di MotoGP tahun 2013, Marc melakukan lebih dari satu ‘balas dendam’, dengan langsung mengukuhkan dirinya sebagai juara dunia bersama Honda, dan mengulanginya pada musim berikutnya.

Beberapa tahun kemudian, keduanya kini bekerja bersama untuk satu tujuan, yaitu membawa kembali Honda ke posisi teratas di kelas utama. Bradl telah menggantikan Marquez selama kurang lebih 20 seri, akibat cedera yang dialami olehnya dari Jerez tahun 2020 hingga kini. Dalam kontak telepon secara terus menerus, mereka berdiskusi panjang di dalam pit selama akhir pekan di Austria dan Misano, dimana Marc tetap berada di bangku cadangan untuk mengamati pekerjaan para insinyur Honda dan rekan setimnya. Kepala krunya, Santi Hernandez, telah berkolaborasi selama beberapa waktu dengan Bradl untuk mengumpulkan data dan mempelajari beberapa pembaruan yang berguna bagi evolusi motor RC213V, sehingga Marquez dapat menemukan ‘paket dasar’ yang harus dimulai lagi saat dia kembali di seri Aragon.

Gelar Dunia Moto2 Bradl

Pada episode kedua dalam serial dokumenter HRC terbaru, Bradl menelusuri kembali karirnya, mengaku bahwa ‘momen paling menyentuh dalam hidupnya’ terjadi pada tahun 2011 silam, dimana dia memenangkan gelar juara Moto2 setelah duel yang panjang dengan Marquez.  “Menggantikan Marc tidaklah mudah. Dia adalah sang juara yang hebat, dia telah menang banyak disini. Di sisi lain saya merasa sangat diistimewakan, dan di sisi lainnya itu juga menjadi beban di pundak saya,” aku Bradl.

Namun pemikiran tentang Marc kembali dengan masa dimana mereka menjadi rival di lintasan. “Saya iri dengan Marc ketika dia hadir di kelas MotoGP. Kami tidak sering berbicara karena kami adalah rival yang hebat. Saya memenangkan gelar juara melawannya, jadi saya ingin mengalahkannya dan dia lebih cepat.”

Bradl memahami bahwa pembalap terkenal asal Spanyol tersebut tak terbendung bagi siapapun dan dapat memenangkan banyak gelar juara. “Saya bertanya-tanya bagaimana saya bisa lebih cepat dari dia, dan saya tidak memiliki jawaban. Di usia 23 tahun, saya harus menerima situasi dan itu sangat sulit. Saya sangat menghormatinya sebagai pembalap karena dia sangat berbakat, namun dia lebih cepat dari saya dan saya membencinya. Dia menghancurkan saya.”

Namun hari ini hubungan mereka berubah dan keduanya mengejar satu tujuan, “Kami semua bekerja demi masa depan dan kami melakukan yang terbaik.” Di Aragon, Marquez akan kembali untuk membalap setelah lebih dari tiga bulan usai operasi terakhirnya, dan memulai periode baru dalam perjalanannya di MotoGP.