WithU Yamaha RNF MotoGP Team RiderTua.com – Andrea ‘Dovi’ Dovizioso gagal kompetitif tahun ini, dia bilang sudah mencobanya beberapa kali untuk mengikuti ritme persaingan, namun kesulitan, “Saya sudah mencobanya 9 kali tahun ini,” katanya.. Pada dasarnya dia sudah muak dengan situasi teknologi saat ini dan juga dia tidak akan punya tim untuk tahun depan, dengan menyusutnya jumlah pembalap menjadi 22 rider.. “Menurut saya, ini berarti basis motor Yamaha agak sulit (untuk semua pembalap) dan spesial (cocok untuk gaya Quartararo). Selama 8 tahun terakhir adalah Honda dan sekarang Yamaha. Motor Yamaha sangat tidak biasa saat ini.. Kompetisi telah berubah (dibanding 10 tahun yang lalu saat dia di Yamaha) dan cara kita mengendarai motor (Yamaha) juga berbeda,” kata Dovi.
Andrea Dovizioso melihat comebacknya ke Yamaha sangat berbeda dibanding 10 tahun yang lalu, terutama karena dia menempati peringkat 4 dalam klasemen 2012 dengan Tech3 Yamaha. “Untungnya saya mengendarai Yamaha pada 2012. Jika tidak, semua orang pasti akan berkata, ‘Anda tidak bisa bersaing dengan Yamaha.’ Tapi itu tidak benar, ada alasan lain. MotoGP telah berubah, motor telah berubah. Kompetisi telah berubah dan cara kita mengendarai motor juga berbeda. Ada banyak alasan, baik besar maupun kecil. Dan ketika kita menggabungkan semuanya, apa yang sedang saya alami sekarang bisa terjadi,” ujar pemenang balapan kelas MotoGP 15 kali itu.
Papa Sara itu melanjutkan, “Karena berbagai alasan, Yamaha sangat tidak biasa saat ini. Kita mempunyai feeling yang sangat baik, kita dapat berbelok dan mengerem dengan sangat baik. Tapi ada aspek lain yang tidak begitu bagus. Jika kita tidak membalap seperti Fabio, sangat sulit untuk menjadi kompetitif. Jika Fabio menang, ada alasannya. Itu berarti ada cara cepat untuk menjadi juara. Tetapi ketika pembalap lain mengeluh, seperti yang terjadi beberapa tahun terakhir, itu berarti tidak ada lagi cara untuk bersaing.”
Dovizioso juga mencontohkan Franco Morbidelli yang menjadi runner-up pada 2020 di Petronas-Yamaha dan sekarang sebagai pembalap pabrikan Yamaha di pertengahan musim lalu, tampil mengecewakan dengan hanya menempati peringkat 19 dalam klasemen.
Dovi menambahkan, “Kami berkendara dengan cara yang benar-benar berlawanan. Franky semakin condong dan tidak mengerem terlalu keras, benar-benar kebalikannya. Tapi hasilnya sangat mirip. Motor hanyalah satu hal dan itu berarti mungkin hanya ada satu cara untuk menjadi kompetitif.”
Yamaha Kini Seperti Honda: Spesial atau Cocok untuk Satu Pembalap
“Semua pabrikan Jepang sedang kesulitan. Tapi tentu saja, Yamaha berhasil memenangkan Gelar Dunia tahun lalu. Jika kita melihat ke belakang, biasanya selalu pabrikan Jepang yang memenangkan gelar pada akhirnya. Tapi kami hanya berbicara tentang satu pembalap dan selalu tentang pertandingan antara pembalap dan motor. Tapi pembalap kedua sangat jauh. Menurut saya, ini berarti basis motornya agak sulit dan spesial. Selama 8 tahun terakhir adalah Honda dan sekarang Yamaha,” kata Dovi.
“MotoGP telah banyak berubah. Dulu 10 tahun lalu, biasanya pembalap yang sama selalu berada di atas. Ini bukan tentang motornya, mereka kurang lebih mampu bertahan di sana. Sekarang berbeda karena sisi mekanik sedikit lebih penting ketimbang di masa lalu. Semua pembalap berada di level yang bagus dan hal-hal kecil bisa berdampak besar,” lanjutnya.