Home Otomotif Ada Dampak Buruk Dari Berakhirnya Masa Berlaku Insentif PPnBM?

    Ada Dampak Buruk Dari Berakhirnya Masa Berlaku Insentif PPnBM?

    (Carmudi)

    RiderTua.com – Penjualan mobil di Indonesia sepanjang tahun lalu sudah terbantu oleh adanya insentif PPnBM nol persen. Namun dengan berakhirnya masa berlakunya, membuat harga mobil kembali normal seperti dulu. Tapi ini malah menimbulkan masalah baru lainnya, dimana berakhirnya insentif ini ditakutkan akan memicu efek kejut di pasarnya. Ini juga bisa menyebabkan banyak konsumen kecewa karena perubahan harga tersebut.

    Baca juga: Insentif PPnBM Berakhir, Harga Mobil Naik Lagi

    Masalah Baru Dari Berakhirnya Masa Berlaku Insentif

    Memang insentif menjadi solusi dalam meningkatkan penjualan mobil di Indonesia. Dengan tak memberikan pajak tambahan, membuat harga mobil menjadi lebih terjangkau, sehingga angka penjualannya bisa memulih. Jadi tak heran kenapa penjualan mobil sepanjang tahun 2021 mengalami kenaikan drastis ketimbang tahun 2020 lalu.

    Namun dengan berakhirnya insentif ini, produsen mulai khawatir akan dampak yang diakibatkannya. Sebab mereka masih memiliki konsumen yang menantikan mobilnya didatangkan setelah sempat memesan ketika insentif masih berlaku. Jika unitnya datang sekarang, bisa-bisa harganya akan lebih mahal dari sebelumnya.

    Pajak mobil nol persen
    (Foto: Carvaganza.com)

    Atasi Masalah

    Tentu jika melihat harga mobilnya naik lagi karena tak mendapat insentif, maka konsumen akan merasa kaget, kecewa, atau mungkin marah karenanya. Sebab insentif tersebut tak bisa diperpanjang sampai tahun ke depannya, dan ini akan mengakibatkan terjadinya efek kejut di pasar. Kalau dibiarkan, maka penjualan mobil bisa anjlok lagi, tak seperti sebelumnya.

    Satu-satunya solusi untuk mencegah dampak lebih buruk lagi yaitu dengan menyiapkan insentif lainnya. Hanya saja insentif ini akan bersifat permanen, tapi persyaratannya cukup ketat, dengan TKDN mencapai 80 persen atau lebih. Tentu ini akan membuat banyak mobil tak mendapat insentif lagi, karena TKDN yang dimilikinya masih dibawah angka tersebut.

    Sampai sekarang pemerintah Indonesia masih berupaya untuk mencari solusi lain agar bisa menetapkan insentif PPnBM lainnya. Dengan begitu, dampak buruk dari berakhirnya masa berlaku insentif yang lama bisa berkurang atau setidaknya dicegah.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini