Home Otomotif Lima Pabrik Toyota di Jepang Bakal Ditutup Tahun Depan!

    Lima Pabrik Toyota di Jepang Bakal Ditutup Tahun Depan!

    (Toyota Europe Newsroom)

    RiderTua.com – Belakangan ini makin banyak produsen yang menutup pabrik produksinya di sejumlah negara. Setelah Honda, kini Toyota mengumumkan akan segera melakukan penutupan lima pabrik produksinya di Jepang. Penutupan ini terjadi akibat kondisi pasar yang belum membaik serta adanya krisis chip semi-konduktor. Tapi penutupan tersebut dipastikan takkan berdampak pada distribusi unit ke negara seperti Indonesia.

    Baca juga: Pabrik Mobil Honda di Inggris Ditutup Hari Ini

    Penutupan Pabrik Mobil Toyota Akibat Krisis Chip

    Sebelumnya Honda diketahui sudah menutup pabriknya di Inggris, dan pabrik tersebut merupakan tempat produksinya Civic Type R. Beberapa bulan setelahnya, mereka akan menutup dua pabriknya yang ada di Jepang mulai bulan Maret 2022. Salah satunya merupakan pabrik produksinya Odyssey, sehingga otomatis Honda harus menyuntik mati mobil MPV premium tersebut.

    Bukan bagian dari konten editorial.

    Ternyata tak berselang lama, Toyota juga melakukan hal serupa seperti Honda. Hanya saja ada lima pabrik yang akan ditutup lebih awal, yaitu mulai bulan Januari 2022 mendatang. Namun belum jelas pabrik manakah yang akan segera ditutup bulan depan, terlebih apakah ada model yang bakal dihentikan produksinya atau justru dipindah ke pabrik lain.

    toyota ev motor authority optimized
    (Motor Authority)

    Tak Berdampak Besar?

    Dengan penutupan kelima pabriknya tersebut, maka sekitar 20 ribu unit mobil Toyota akan terdampak karenanya. Tapi karena mereka biasa memproduksi hingga 9 juta unit mobil per tahunnya, penutupan ini dipastikan takkan berdampak besar pada penjualannya. Apalagi untuk pengiriman sejumlah model ke luar Jepang, seperti Indonesia.

    Toyota memastikan kalau penutupan ini takkan menganggu distribusi unitnya di Tanah Air, setidaknya untuk sekarang. Selain itu, produksi mobilnya secara lokal juga takkan terganggu oleh kondisi yang ada, termasuk krisis chip semi-konduktor. Hanya saja, karena mereka merakit mobil kelas menengah, maka chip yang dibutuhkan lebih sedikit ketimbang mobil premium.

    Tentu itu sesuatu yang bagus, walau sepertinya krisis chip ini akan berlangsung dalam waktu cukup lama. Tapi jika memiliki strategi dan rencana yang tepat, maka produsen bisa menghemat penggunaan komponen chip tersebut.

    © ridertua.com

    Iklan pihak ketiga – bukan bagian dari konten editorial.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini