RiderTua.com – Sebenarnya dengan adanya perpanjangan insentif, penjualan mobil sudah bisa memulih. Namun keadaan sebaliknya terjadi pada Honda Prospect Motor (HPM), dimana hasil penjualannya malah menurun drastis. Penurunan hasil penjualan mobil Honda ini terjadi pada bulan September 2021 lalu. Ternyata krisis pasokan komponen mobil menjadi penyebab dari penurunan tersebut.
Baca juga: Honda Takkan Beralih Dari Segmen LMPV
Penurunan Penjualan Mobil Honda Terjadi Karena ‘Krisis’
Sepanjang bulan September lalu, HPM hanya mampu menjual 3.362 unit mobil secara retail di Indonesia. Hasil tersebut menurun drastis dari bulan Agustus 2021 yang mencapai 7.341 unit. Bahkan kedua hasil ini tak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan penjualan di bulan Juli yang bisa tembus 8.234 unit.
Tentu ini penurunan penjualan yang tak biasa, sebab dengan adanya insentif, seharusnya angkanya bisa lebih dari itu. Walau pada bulan September saat itu, insentif PPnBM 100 persen belum diperpanjang. Jadi ada kemungkinan ini yang menyebabkan penurunan penjualan mobil Honda, walau masih ada penyebab lainnya.

Bisa Berdampak Panjang
HPM mengaku kalau penjualannya menurun akibat dari adanya krisis komponen mobil untuk produksinya. Entah krisis apa yang dimaksud, entah itu krisis chip semi-konduktor atau kekurangan pasokan komponen lainnya. Sebab krisis ini sudah mulai menghantui banyak produsen otomotif di seluruh dunia, sehingga terjadi pengurangan kapasitas produksi.
Sementara HPM malah melakukan sebaliknya, yaitu meningkatkan kapasitas produksinya. Memang karena dengan adanya perpanjangan insentif, membuat Honda harus bergerak cepat untuk memenuhi semua permintaan konsumennya. Tapi karena terjadi krisis komponen, membuat produksinya terganggu, itupun juga menganggu penjualannya.
Memang Honda tak bisa menghindar dari krisis tersebut, begitupun dengan produsen lainnya. Oleh karena itu, mereka memikirkan untuk mencari cara agar bisa bertahan dari kondisi tersebut. Walau keadaan pasar otomotif saat ini juga belum sepenuhnya membaik.