RiderTua.com – Sepertinya Honda City Hatchback akan hadir tak lama lagi di pasar ASEAN. Mobil hatchback ini disebut akan menggantikan posisi saudaranya, Jazz, yang sudah tak terlalu tenar di Thailand. Honda City Hatchback hadir dengan spek yang masih sama seperti model sedannya. Hanya saja dengan beberapa peningkatan, bahkan ditambah teknologi e:HEV pertama di dunia.
Honda City Hatchback Hadir Dengan Spek Masih Sama
Ini bukan pertama kalinya City sudah mendapat perhatian dari Honda di kawasan Asia Tenggara. Sebelumnya sudah ada generasi terbarunya yang dirilis di Malaysia sebulan lalu, hanya saja itu berupa model sedan. Nyatanya merek otomotif ini masih punya sesuatu yang baru dan masih berkaitan dengan City.
Honda Thailand berencana untuk meluncurkan City versi hatchback pada tanggal 24 November mendatang. Memang mereka sengaja tak menampakkan modelnya, tapi dari dulu sudah banyak orang yang tahu seperti apa sosoknya. Karena pernah beredar gambar paten City Hatchback, serta dugaan kuat kalau itu adalah Gienia ‘versi internasional’.
Mesin Hybrid Baru
Meski dengan spek serupa, karena tergolong hatchback maka modelnya lebih kompak dari versi sedannya. City Hatchback akan mengandalkan mesin bensin 1.000 cc 3 silinder turbocharger bertenaga 122 ps dan torsi 173 Nm, dipadu transmisi CVT 7 percepatan. Tak sampai disitu, ada pilihan mesin yang cukup menarik karena ini akan menjadi debut perdananya secara global.
Mesin yang dimaksud adalah mesin e-HEV yang menggabungkan mesin bensin 1.500 cc DOHC i-VTEC dengan motor listrik i-MMD. Adanya generator serta baterai lithium ion 1,3 kWh, motor listriknya mampu menghasilkan tenaga sebesar 108 ps dan torsi 253 Nm. Memang tenaganya tak sebesar versi bensinnya, tapi torsinya lumayan gede sehingga performanya lebih optimal.
Kedengarannya ini akan menjadi sesuatu yang menarik, meskipun model tersebut harus menggantikan posisi Jazz disana. Tapi siapa tahu kalau Indonesia dan negara lain bisa ikut kebagian City Hatchback suatu saat nanti. Mengingat Honda tak bisa membawa Jazz generasi terbaru karena dianggap kurang cocok dijual di pasar Asia Tenggara.