Categories: MotoGP

Meninggalkan Suzuki adalah Keputusan Terburuk Vinales?

RiderTua.com – Meninggalkan Suzuki adalah keputusan terburuk Vinales?… Pada 2016, meski meraih kemenangan besar di Suzuki, pembalap MotoGP 25 tahun itu memutuskan untuk meninggalkannya. Dia pindah ke Yamaha untuk menggantikan Jorge Lorenzo. Namun sayang, impian gelar dunia justru semakin menjauh, bahkan kini performa GSX-RR semakin moncer di lintasan dibanding Yamaha… Dan jika ditilik kembali dari rekornya, Vinales lebih konsisten di Suzuki di musim 2016. Daripada di setiap musim sejak bergabung dengan Yamaha.. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah seharusnya dia tetap tinggal di Suzuki?

Meninggalkan Suzuki adalah Keputusan Terburuk Vinales?

Musim 2015, diumumkan bahwa juara Moto3 2013 dan rookie sensasional Moto2 2014 Maverick Vinales akan naik ke kelas MotoGP. Dengan proyek MotoGP baru Suzuki, yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam pengembangan berkat Randy De Puniet, dan seluruh tim Suzuki Motor yang berbasis di Iwata.

Vinales adalah jagoan, talenta luar biasa di Moto2 dan merupakan salah satu rookie Moto2 terbaik yang pernah dilihat di kelasnya. Dia sukses meraih 9 kali podium dan 4 kali kemenangan sebagai rookie di kelas Moto2.

Dia menyelesaikan musim Moto2 di Peringkat 3 secara keseluruhan di klasemen, di belakang Duo Marc VDS yakni Mika Kallio dan Tito Rabat. Tak hanya itu, dia juga juara Moto3 2013. Mengalahkan nama-nama besar seperti Alex Rins dan Luis Salom ke posisi teratas.

Naik Kelas ke MotoGP

Vinales menjalani dua musim yang mengesankan di Suzuki. Dia peringkat 12 dunia di klasemen sebagai rookie, dengan motor yang benar-benar belum terbukti daya saingnya. Posisi terbaiknya adalah finis di posisi ke-6 yang dia cetak dua kali di musim itu.

Namun, 2016 adalah musim yang luar biasa bagi pembalap Spanyol itu. Di musim keduanya, dia berhasil 4 kali naik podium dan 1 kali kemenangan di GP Silverstone. Yang merupakan kemenangan yang sama sekali tidak terduga, memimpin balapan dengan dominasi penuh sebelum proses restart dihentikan.

Konsistensinya di tahun 2016 tidak tertandingi. Vinales menyelesaikan hampir setiap balapan selalu berhasil mendulang poin. Selain 1 kali P12 di Sirkuit Sachsenring dengan hanya 1 kali DNF atas namanya. Lumayan untuk pembalap yang mengendarai motor, yang baru kembali ke MotoGP dengan mesin baru.. Dia mengakhiri musim kedua di Suzuki di peringkat 4 dunia dengan mengumpulkan 202 poin.

Musim 2017, 5 kali Juara Dunia Jorge Lorenzo meninggalkan Yamaha, ke Ducati. Setelah bergabung selama 9 musim, dia meninggalkan kursi terbaik di tim yang sama dengan Valentino Rossi. Yamaha dengan cepat mendekati Vinales. Mereka akhirnya menjalin kerjasama untuk musim 2017, yang berlanjut hingga musim 2022 untuk saat ini.

Maverick Vinales: Meninggalkan Suzuki adalah Keputusan Terburuk dalam Kariernya?

Lebih Konsisten Saat di Suzuki

Pada awalnya langkah itu berhasil. Vinales memimpin setiap sesi tes dan memenangkan dua balapan pertamanya di Yamaha. Orang-orang benar-benar percaya, dia akan menjadi ancaman bagi Marc Marquez. Namun seiring waktu, performa Yamaha semakin memburuk. Sementara Suzuki terus membaik, dengan Alex Rins mengambil alih dan tetap setia pada Suzuki.

Sejak kepindahan ini, Vinales telah memenangkan 7 balapan untuk Yamaha dalam 4 musim. Dia peringkat 3 dunia di klasemen pada 2017 dan 2019 dengan penghitungan poin masing-masing 230 dan 211. Dia dikalahkan oleh Rossi pada 2018, dengan hanya mengoleksi 193 poin secara keseluruhan. Kurang dari apa yang dia cetak bersama Suzuki.

Ditilik kembali dari rekornya, Vinales lebih konsisten di Suzuki di musim 2016. Daripada di setiap musim sejak bergabung dengan Yamaha. Meskipun demikian, hasil terburuknya masih tetap di posisi ke-14 yang dia cetak di GP Misano di musim debutnya. Dan sekali lagi di kelas MotoGP, Brno 2020.

Dia berada dalam tren peningkatan besar dengan Suzuki sebelum pergi. Pada tahun 2020 mereka memimpin kejuaraan MotoGP dengan kedua pembalap secara teratur tampil di podium secara bersamaan.

Sedangkan Vinales telah mencapai puncaknya pada 2017. Dan sejak itu menyamakan kedudukan untuk menyamai rekor di musim 2016 dengan Suzuki. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah seharusnya dia tetap tinggal di Suzuki?

This post was last modified on 29 Oktober 2020 09:28

ridertua

Leave a Comment

Recent Posts

Penjualan Mobil Chery Naik Drastis di Q1 2024!

RiderTua.com - Chery mungkin menjadi salah satu merek mobil asal Negeri Tirai Bambu yang sempat diremehkan ketika pertama kali hadir…

27 April 2024

Penjualan Mobil Hybrid Suzuki Catatkan Hasil yang Positif

RiderTua.com - Suzuki telah mencatatkan hasil penjualan mobil yang cukup bagus selama bulan Maret 2024 di Indonesia. Tercatat ada kenaikan…

27 April 2024

Toyota Hadirkan Dua Mobil Listrik Terbarunya!

RiderTua.com - Toyota kini memiliki sejumlah mobil listrik yang dijualnya di pasar global. Salah satunya bZ4X yang menjadi andalannya di…

27 April 2024

Toyota Alphard Kini Lebih Irit Bahan Bakar Dengan Teknologi Hybrid

RiderTua.com - Mobil hybrid Toyota di Indonesia kini cukup banyak modelnya dan dijual dalam harga yang bervariasi pula. Kebanyakan modelnya…

27 April 2024

Jorge Martin : Motor Tidak Ada Getaran!

RiderTua.com - Meski berada di posisi ke-5 dalam timesheet pada latihan hari Jumat di Jerez, Jorge Martin merasa dirinya jauh…

27 April 2024

Chery Tingkatkan Kapasitas Produksi Omoda E5!

RiderTua.com - Penjualan mobil Chery selama beberapa bulan terakhir di Indonesia masih cukup bagus. Terlebih bagi mobil listrik terbarunya, Omoda…

27 April 2024