Motor Jawa yang bukan dari Indonesia, setangguh tank?. Kala mendengar nama ini kita pasti mengira nam salah satu pulau di Indonesia. Namun jika dihubungkan dengan dunia otomotif JAWA adalah produsen sepeda motor. Juga memproduksi moped atau motor bebek. Pabrikan roda dua ini didirikan di Praha, Cekoslowakia tahun 1929. Pendirinya adalah Frantisek Janecek. Awalnya dia membeli pabrik sepeda motor Wanderer.
Arti Nama JAWA
Nama JAWA berasal dari penggabungan huruf pertama Janecek dan Wanderer. Di tahun 1950an, JAWA menjadi pabrikan sepeda motor papan atas. Ekspornya mencapai 120 negara dengan varian Perak-350. Model terkenal lainnya adalah California-350. Perusahaan alami pasang surut kemudian industri ini dilanjutkan dengan nama JAWA Moto.
Filosofi JAWA
Sepeda motor Jawa didasarkan pada filosofi yang sederhana. Yaitu menciptakan sepeda motor yang hemat biaya, sederhana dan handal/tanggguh. Hal ini sangat bertentangan dengan sepeda motor Eropa lainnya seperti BMW atau Triumphs. Dimana mereka berusaha menciptakan motor yang lebih canggih namun juga menuntut layanan dan perbaikan khusus. Memang dengan teknologi kita akan dibuat mudah, namun lebih menuntut perawatan rumit. Sedangkan Jawa menghindari hal itu.. simple namun kuat.
Sekuat Tank
Sepeda motor Jawa dikabarkan setangguh tank. Dimana motor Jawa ini mengalahkan rivalnya dalam masalah daya tahan dan power mesin. Praha sebagai tempat kelahiran motor ini dulunya bukan bagian dari Cekoslowakia. Setelah perang dunia usai merek Jawa tersebar ke seluruh dunia. Dimana paling banyak dikirim ke India.
Berikut ini adalah koleksi motor antik kepunyaan Kaustubh “KT” Thengodkar, sebuah dahsyatnya kendaraan bermotor roda dua dengan mesin dua silinder dari Cekoslowakia. Kaustubh punya koleksi enam sepeda motor Jawa, masing-masing dibeli dengan maksud sekadar terlihat cantik di garasinya. Sebaliknya, KT telah menunggangi sebagian besar dari motor itu di seluruh India dengan jarak tempuh lebih dari 3500km.
Dilihat dari finishing nya memang sekuat tank tempur … Apakah pabrikan motor dengan filosofi begini masih bisa “hidup” saat ini ya.. Simple, murah tapi kuat?