RiderTua.com – Tinggal sejengkal lagi, Marc Marquez akan mengamankan gelar dunia MotoGP ke-7 nya musim ini. Prestasi yang belum pernah dicapai oleh pembalap kelas utama mana pun sebelumnya, mengingat dalam 76 tahun sejarah MotoGP belum ada juara dunia yang kembali meraih gelar setelah jeda lebih dari 3 musim. Saat ini rekor tersebut dipegang oleh Casey Stoner, yang memenangkan gelar dunia pada 2007 (Ducati) lalu meraihnya lagi pada 2011 (Honda).
Sejak meraih gelar dunia pada 2019, Marc tidak hanya mengalami paceklik gelar selama 5 tahun berturut-turut tetapi juga harus mengatasi trauma mental dan fisik akibat cedera panjang yang menyakitkan sekaligus melelahkan serta motor yang tidak kompetitif.
Marc Marquez : 2 Tahun Lalu Saya Tidak Bisa Membayangkan akan Berada dalam Performa Seperti Ini

Marc Marquez mengatakan, “2 tahun lalu, saya tidak bisa membayangkan akan berada dalam performa seperti ini. Saya berada di sini karena saya menikmatinya. Cara saya menikmatinya adalah dengan menang. Dan sekarang saya sering kali menang. Jadi karena alasan itulah, saya merasa tenang dan penuh percaya diri. Tapi saya tahu dari pengalaman, bahwa dari hari ke hari kita dapat mengubah segalanya.”
Impian Marquez meraih 6 gelar dalam 7 tahun di MotoGP hancur bukan karena crash yang menyebabkan lengannya patah di Jerez pada 2020, melainkan karena keputusannya yang terburu-buru untuk mencoba comeback lebih awal pada balapan akhir pekan berikutnya. Akibatnya, plat yang dipasang pada lengan untuk menstabilkan tulang rusak dan juga terinfeksi yang membuatnya harus naik meja operasi lagi.

“Saya meraih 4 gelar dunia berturut-turut dan merasa tak terkalahkan. Seolah tidak ada yang bisa terjadi. Kesalahan terbesar adalah comeback terlalu dini. Tapi, mengapa saya kembali? Dengan rasa kepercayaan diri yang tinggi saat itu, saya merasa tidak ada yang bisa terjadi,” ungkap rider berusia 32 tahun itu.
Marquez absen di sisa musim 2020 dan awal musim 2021, namun cederanya masih jauh dari kata pulih. “Momen tersulit datang ketika saya comeback pada 2021. Saya mulai balapan lagi tapi saya tidak nyaman dan tubuh saya terasa aneh. Saya tidak bisa membalap dengan baik. Lengan saya terasa aneh. Kemudian kami menyadari ada pergeseran di lengan saya. Saya bersikeras ada sesuatu yang salah. Saya merasa lengan saya berada di satu posisi,padahal berada di posisi lain. Rasanya sangat sakit sepanjang hari, itulah momen tersulit. Rasanya seperti tidak ada motivasi untuk terus lanjut,” ungkap juara dunia MotoGP 6 kali itu.

Selain harus menjalani beberapa kali operasi, Marquez juga dua kali mengalami diplopia (gangguan pada penglihatan). Puncaknya, dia melakukan operasi di Amerika Serikat pada pertengahan 2022 untuk memperbaiki pergeseran tulang lengan.
Ketika Marc Marquez kembali ke lintasan, dia mendapati motornya tidak lagi kompetitif. Setelah tanpa kemenangan sepanjang musim 2023, bahkan dia sempat berpikir untuk menutup karier balapnya alias pensiun.
Baby Alien menjelaskan, “Saya nyaris pensiun. Ada pertanyaan, mengapa tidak berhenti saja? Tapi ada sesuatu dalam diri saya yang mengatakan bahwa saya ingin menjawab pertanyaan itu, apakah saya masih bisa kompetitif. Dan untuk menjawab pertanyaan tersebut, itu berarti saya harus mencoba menemukan motor terbaik di grid yaitu Ducati. Itulah target saya.”

“Saya benar-benar mengesampingkan relasi, uang, dan sejarah. Saya bilang, oke saya hanya ingin menjawab pertanyaan itu. Saya mendapat informasi bagus tentang Ducati dari adik saya. Itu membantu. Dan Alex sangat membantu saya dalam membuat keputusan,” imbuhnya.
Kemudian Marquez meninggalkan Honda 1 tahun lebih awal lalu membelot ke Ducati melalui tim Gresini pada 2024 dan menjadi rekan setim adiknya Alex Marquez. “Saya bilang, hanya 1 tahun bersama Gresini, mari kita lihat apakah saya kompetitif. Jika setahun bersama Gresini saya tidak kompetitif, saya yakin karier balap saya akan berakhir. Meninggalkan Honda untuk bergabung ke tim seperti Gresini secara gratis alias tidak dibayar, hanya untuk membuktikan kepada diri sendiri bahwa saya mampu kompetitif adalah tantangan yang sangat besar di mana saya mempertaruhkan banyak hal,” ungkapnya.
Di tim Gresini, Marc mengendarai GP23 berusia 1 tahun dan hanya butuh hingga paruh kedua musim untuk meraih kemenangan pertamanya bersama Ducati pada 2024. Dia berhasil menyelesaikan musim 2024 di peringkat 3 dalam klasemen, dan berhasil mendapatkan promosi ke tim pabrikan Ducati menyingkirkan juara bertahan Jorge Martin untuk 2025.

Marc mengatakan, “Saya tahu saya berada di posisi yang tepat untuk memperjuangkan gelar dunia. Saya mempersiapkan musim saya dengan satu target, yaitu berusaha memperebutkan juara dunia. Tapi tentu saja, cara kami memperjuangkan gelar dunia tidak dapat diprediksi oleh siapa pun. Memenangkan banyak balapan dan memenangkan balapan di sirkuit yang biasanya sulit bagi saya, itu sesuatu yang tidak biasa dan sulit diulang.”
Marc mendominasi musim ini dengan memenangkan 11 race utama dan 14 sprint dalam 16 seri. Sementara itu rekan setimnya Pecco Bagnaia yang merupakan juara dunia 2 kali bersama Ducati, justru merasa kesulitan dengan GP25 miliknya musim ini.
Marc menambahkan, “Saat presentasi tim, saya mengatakan bahwa Pecco adalah favorit juara dunia karena dalam 4 tahun terakhir dia sangat kompetitif. Masalahnya, ketika mulai kehilangan kepercayaan diri maka kita akan berkendara lebih kaku dari sebelumnya. Kemudian motor tidak bisa berbelok karena tubuh kita tidak bisa fleksibel di atas motor. Tapi saya yakin Pecco akan kembali. Dia punya bakat, dia punya tim. Jika kami menginginkan yang terbaik untuk proyek ini, kami membutuhkan kedua pembalap yang berada di level teratas.”

Marc Marquez adalah pembalap yang mempertaruhkan segalanya untuk kembali ke puncak. “Jika kita mencoba, bukan berarti kita akan berhasil. Tapi itu sudah merupakan sebuah kesuksesan. Karena jika kita tidak mencoba, maka kita tidak akan tahu. Ketika saya pensiun nanti, saya tahu bahwa mencoba lebih dari yang saya lakukan adalah hal yang mustahil,” pungkasnya.
Marc Marquez hanya perlu unggul 3 poin atas Alex selama balapan akhir pekan di Motegi untuk dinobatkan sebagai juara dunia MotoGP 2025 dengan 5 seri tersisa.