RiderTua.com – Pada race 1 di Donington Park-Inggris di hari Sabtu, Toprak Razgatlioglu memimpin hingga lap 10 tapi kemudian Alvaro Bautista menyalipnya dan melaju 3,7 detik lebih cepat darinya di sisa 13 lap. Sedangkan pada balapan superpole pada hari Minggu, pembalap Pata Yamaha itu juga memimpin selama 10 lap dan kali ini mampu melawan rider Aruba.it Ducati itu. Dengan selisih 0,315 detik, rider asal Turki itu merayakan kemenangan keduanya musim ini.
Pada balapan utama kedua, pembalap dengan start nomor 54 itu memimpin hingga lap 14, setelah itu dia tidak memiliki apa pun untuk melawan Alvaro. Pembalap Spanyol itu memenangkan balapan ke-18 untuk ke-16 kalinya, dengan unggul 2,6 detik. “Balapan Superpole tidak buruk, tetapi fokus saya adalah pada long race,” kata Toprak, yang defisitnya di kejuaraan dunia bertambah 7 poin lagi menjadi 93 sekarang.
Toprak Razgatlioglu : Jika Motorku Lebih Cepat di Trek Lurus Saya Bisa dengan Mudah Melawan Bautista
Toprak Razgatlioglu menjelaskan, “Saya mencoba memenangkan balapan kedua tetapi kecepatan Alvaro sangat tinggi dan Ducati sangat cepat di trek lurus. Saat Alvaro menyalipku, saya hanya mampu menahan 2 lap, tidak lebih. Keunggulannya di lintasan lurus terlalu besar. Saya melakukan yang terbaik dan dua kali finis ke-2. Ini bukan akhir pekan yang buruk, tapi itu tidak cukup bagi saya. Karena saya ingat dengan baik tahun lalu ketika saya menang tiga kali.”
“Saya lebih kuat dari Alvaro di dua sektor, tapi itu tidak cukup. Saat kita menonton balapan di TV, kita tidak benar-benar mengerti seberapa cepat motor kita berakselerasi. Tapi saya membalap di belakangnya, motor ini luar biasa, sangat cepat. Saat Bautista menyalipku, dia langsung bisa meningkatkan kecepatannya. Kemudian saya mencoba untuk membalap lebih cepat, tetapi tidak cukup jika saya hanya mengerem keras.”
“Jika motor saya lebih cepat di trek lurus, saya bisa dengan mudah melawannya. Dan bukan hanya soal performa mesin, ada juga ban belakang. Karena motornya berakselerasi dengan sangat baik, dia tidak perlu menekan ban belakang terlalu keras. Saya harus mengambil kecepatan dengan saya melalui tikungan untuk bisa mengikutinya. Dia membalikkan, meluruskan motor dan berakselerasi, sangat sederhana,” pungkas anak asuh Kenan Sofuoglu.
