RiderTua.com – Beberapa bulan lalu, Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengumumkan recall akibat fuel pump yang bermasalah. Akibatnya lebih dari 100 ribu unit Xpander terdampak recall tersebut. Kini sudah ada 97 ribu unit atau 70 persen yang sudah diperbaiki oleh Mitsubishi. Sementara sisanya masih terus diselesaikan.
Baca juga: Mitsubishi Kurangi Produksi Mobil Gara-gara Krisis Chip
97 Ribu Unit Mobil Sudah Diperbaiki
Recall fuel pump sudah memberikan dampak secara global, tak terkecuali Indonesia. Dari Honda, Toyota-Daihatsu, sampai Mitsubishi harus menarik sejumlah besar mobilnya, yang rata-rata berupa model laris di pasar. Selain itu modelnya berupa model rakitan tahun 2017 sampai 2019.
Mitsubishi harus menarik hampir 140 ribu unit Xpander akibat masalah tersebut, lebih tepatnya 139.111 unit. Tentu itu angka yang sangat tinggi mengingat model ini cukup laris di pasar, dan unit yang terdampak juga cukup banyak. Tapi kini mereka sudah bisa menyelesaikan 70 persen dari total keseluruhan, lebih tepatnya 97 ribu unit sudah diperbaiki.
Livina Ikut Kena
Tak hanya Xpander yang terdampak recall akibat pompa bensin yang bermasalah, bahkan kembarannya sendiri, Nissan Livina, juga mengalami hal serupa. Walau jumlahnya tak sebanyak Xpander, tetap saja perbaikan harus dilakukan demi memastikan keselamatan penggunanya. Baik Nissan maupun Mitsubishi, keduanya sama-sama harus bisa mengatasi masalah tersebut.
Karena sudah memperbaiki 70 persen dari total unit yang terdampak recall, maka hanya tinggal 30 persen saja yang harus ditangani. Itupun tak menjadi masalah bagi MMKSI, karena mereka sudah menyelesaikan sebagian besar unit tersebut. Terlebih mereka sudah menyiapkan penawaran spesial bagi konsumen yang ingin memperbaiki mobilnya karena masalah tersebut.
Recall fuel pump ini masih terus berjalan sampai sekarang, tapi sepertinya sejumlah produsen sudah hampir menyelesaikan semuanya. Itupun tergantung dari jumlah unit yang terkena dampak akibat masalah ini. Salah satu diantaranya bahkan harus memperbaiki hingga lebih atau kurang dari 200 ribu unit mobil.
