RiderTua.com – Gegara motor M1 2004 no. 46 ini yang bikin Quartararo ingin jadi pembalap. Saat berkunjung ke markas Yamaha Fabio Quartararo melihat penampakan motor Valentino Rossi dipajang.. Salah satunya menarik perhatiannya yaitu 2004 YZR-M1 (0WP3).. Saat melihat motor itu Fabio masih berumur 5 tahun. El Diablo semakin memantapkan dirinya di kelas MotoGP. Kini dia menggantikan bintang Valentino Rossi di tim pabrikan Yamaha. Dan ternyata, Rossi dan motor itulah adalah sosok pendorong bagi Quartararo untuk ingin menjadi seorang pembalap MotoGP.
Motor M1 2004 No. 46 yang Bikin Quartararo Ingin Jadi Pembalap
Di musim 2021 ini, Fabio Quartararo bertukar garasi dengan Valentino Rossi. Juara 9 kali itu akan membalap untuk tim satelit Petronas Yamaha SRT, sementara Quartararo menggantikan Rossi di tim kerja.
Baru-baru ini, pembalap asal Prancis itu berkunjung ke markas pabrikan Yamaha Italia di Gerno die Lesmo. Di sana dia melihat semua koleksi simpanan berharga milik Yamaha. Namun ada 1 motor yang secara khusus menarik perhatiannya. Itu adalah Yamaha M1, yang ditunggangi Rossi saat memenangkan gelar pertamanya pada tahun 2004.

Saat Rossi memenangkan gelar pertamanya, saat itu Quartararo masih berusia 5 tahun. Dan ternyata kenangan itu masih ada. Di acara TV Prancis ‘Clique’, Quartararo berkata, “Ini adalah motor pertama yang saya ingat. Saat itu saya berkata pada diri sendiri, ‘Suatu saat nanti aku juga akan menjadi pembalap.”
Pada tahun 2015, Quartararo melakukan debutnya di kelas Moto3. Di musim debutnya, dia berkompetisi 13 kali dan 2 kali naik podium setelah finis di tempat ke-2. Dia juga 2 kali menjadi pole position. Setelah 2 tahun di Moto3, kemudian dia dipromosikan ke Moto2. Di kelas menengah ini, dia sukses meraih kemenangan, finis di tempat kedua serta menjadi pole position dalam 36 balapan.
Meskipun saat itu berada di urutan ke-10, petinggi tim MotoGP Petronas Wilco Zeelenberg dan Razlan Razali yakin membawanya ke kelas utama. Di sana pembalap berusia 21 tahun itu langsung menunjukkan kemampuannya. Namun, dia kurang konsisten di dua musim sebelumnya. Seperti yang dia tunjukkan di musim 2020, kuat di awal namun keok di balapan-balapan akhir.

Belajar dari Kesalahan
Meski demikian, Quartararo meraih kemenangan pertamanya di balapan awal musim 2020 di Jerez. Seminggu kemudian dia mengikuti GP Andalusia dan dia juga memenangkan GP Catalunya. Semua ini terjadi di bawah pengawasan ketat Rossi.
Quartararo berkata, “Bagus sekali. Setelah kemenangan kedua saya, dia (Rossi) mendatangi saya dan memberi selamat kepada saya. Jika seseorang telah meramalkannya beberapa tahun yang lalu, saya tidak akan mempercayainya.”
Ini terutama karena fakta, bahwa karirnya hanya meningkat ketika dia dipromosikan ke seri MotoGP. Quartararo melanjutkan, “Tiga tahun yang lalu, sepertinya saya tidak akan berhasil. Itu adalah momen paling rumit dalam karir saya. Saya terkenang kembali pengorbanan yang telah saya buat.”
Tapi Fabio Quartararo tetap diam dan berjuang. Keraguannya pun sirna berkat dukungan seorang pelatih mental. Menengok kejadian di masa lalu dia berkata, “Saya harus berkonsentrasi pada tugas dan tidak lagi bertindak secara emosional.”
Titik terendah Fabio Quartararo ada di Misano, saat dia jatuh dua kali. “Penting bagi saya untuk melihat kembali kesalahan yang saya buat,” pungkas Quartararo, yang yakin bahwa kesalahan ini tidak akan lagi terjadi padanya dan dia telah belajar banyak dari kejadian ini.