Jorge Martin : Seperti di Indonesia Memenangi Balapan dengan Selisih 0,7 atau 3 Detik Itu Sama Saja

RiderTua.com – Jorge Martin tidak terpengaruh dengan tekanan yang diberikan Maverick Vinales dan Enea Bastianini. Rider Pramac Ducati itu malah menggunakan kecepatannya di sektor satu hanya untuk menciptakan gap. Dengan jatuhnya Pecco Bagnaia di tikungan 5 setelah melakukan kontak dengan Marc Marquez yang mengakibatkan rider asal Italia itu gagal mencetak poin, kini Martin mengambil alih kepemimpinan klasemen untuk ketiga kalinya dalam karirnya.

“Saya sangat bangga dengan pekerjaan yang kami lakukan sepanjang akhir pekan. Saya tahu bahwa dengan ban belakang medium, saya akan merasa jauh lebih baik. Saya benar-benar berkomitmen untuk memimpin dan saya tahu hari ini adalah kunc untuk menjadi yang terdepan. Memimpin di lap pertama menjadi kunci kemenangan,” ungkap Martin.

Jorge Martin : Seperti di Indonesia Memenangi Balapan dengan Selisih 0,7 atau 3 Detik Itu Sama Saja

Bagaimana cara Martin memenangkan GP Portugal? Rider asal Madrid Spanyol itu mengungkapkan bahwa dia mampu mengelola ban belakang di beberapa lap pertama dan gapnya kecil. Kemudian begitu dia mulai ngepush, dia melihat gapnya selalu sama. Namun Martin tahu bahwa dia memiliki margin untuk perlahan-lahan memperbesar gap tersebut.

Rekan setim Franco Morbidelli itu menjelaskan, “Pada posisi 0,7 detik saya sedikit lebih santai dan saya tahu bahwa ini adalah gap yang bagus hingga akhir. Saya tahu, seperti di Indonesia memenangi balapan dengan selisih 0,7 atau 3 detik itu sama saja. Jadi 0,7 detik saja sudah cukup.”

Ketika ditanya soal insiden antar sesama pembalap Ducati Pecco Bagnaia dan Marc Marquez, Martin mengaku mempunyai pemikiran berbeda di kepalanya, yang terakhir melibatkan kemenangan dengan segala cara untuk meraih poin dalam perburuan gelar juara.

Martinator menjawab, “Soal kejadian itu saya melihatnya di layar monitor dan saat itu saya berpikir ‘oke, Jorge kamu harus 100 persen finis. Saya cukup lambat pada beberapa tikungan, tapi kemudian saya berkata pada diri sendiri bahwa saya harus menang. Tidak masalah apakah saya finis atau tidak, saya hanya harus menang. Tikungan tersebut agak rumit. Itu hanya balapan.”

Setelah sempat mengalami kendala getaran saat tes pramusim dan di GP Qatar, Martin mengaku kurang merasakan masalah tersebut sepanjang akhir pekan ini terutama di balapan utama. Sebaliknya, saat sprint dia lebih merasakan masalahnya. “Kami perlu memahami alasannya, tetapi kami lebih menderita saat kami menekan di awal dibandingkan saat kami bisa mulus di lap pertama,” ujarnya.

“Hari ini di lap pertama saya cukup mulus dan kami cepat. Saya sangat santai. Ketika saya mulai ngepush, saya berpikir bahwa getaran akan datang. Tetapi kami harus memeriksanya untuk hari Sabtu karena sekarang sprint menjadi kelemahan kami. Kami harus fokus pada hal itu dan mencoba memperbaikinya,” pungkas Jorge Martin.