RiderTua.com – Pada 2023 Aleix Espargaro menjalani musim ketujuhnya sebagai pembalap Aprilia dan memberikan pengaruh yang signifikan di RS-GP. Di usianya yang sudah 34 tahun, dia belum merasa lelah. “Saya masih ingin menemukan hal-hal baru,” ungkapnya dalam sebuah wawancara.
Seperti yang kita tahu, Aleix Espargaro adalah orang yang emosional bahkan terkadang terlalu temperamen, tapi berkomitmen, terbuka dan jujur. Ketika pintu Suzuki tertutup baginya pada akhir tahun 2016, Aprilia malah memercayainy. Namun terkadang kerjasama tersebut sepertinya akan menemui jalan buntu.
Beberapa tahun yang lalu, Aleix Espargaro yang dilanda berbagai masalah teknis, bahkan mempertimbangkan untuk pensiun atau pindah ke Kejuaraan Dunia Superbike. Namun pembalap Spanyol yang tinggal di Andorra itu, adalah pemrakarsa dan kekuatan pendorong yang tak terbantahkan di balik proyek MotoGP dari Noale-Italia. Karena temperamennya, kepala krunya Antonio Jimenez harus sesekali menenangkannya. Dia mengetahui sepenuhnya bahwa pembalapnya itu selalu menginginkan yang terbaik bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk timnya.
Aleix Espargaro : Terlepas dari Hasilnya, Menikmati Balapan Itu Sangat Penting
Membutuhkan 200 balapan MotoGP bagi Aleix Espargaro untuk memenangkan balapan pertamanya di GP Argentina pada 2022. Dia mengukir sejarah bagi Aprilia yang sebelumnya pernah berkompetisi di kelas 125cc dan 250cc dengan membukukan 294 kemenangan balap dan 19 gelar juara dunia yang begitu sukses.
Aleix Espargaro jugalah yang memperjuangkan kedatangan mantan rekan setimnya di Suzuki, Maverick Vinales pada tahun 2021. Pada bulan September tahun 2023, Vinales mencapai tonggak sejarah baru bagi Aprilia dengan kemenangan ganda di GP Catalunya.

Beberapa tahun yang lalu, ketika dia ditanya apakah dia lebih suka menjadi Aleix yang berusia 15 tahun atau menjadi pembalap berpengalaman di usia 32 tahun. dia memilih yang terakhir. Menurutnya bagaimana dia yang berusia 15 tahun akan menilai Aleix yang kini berusia 34 tahun?
Aleix menjawab, “Menurutku dia akan bangga pada dirinya sendiri karena tidak mudah untuk terus berkembang setelah usia 30 tahun pada level ini dalam olahraga ini. Selain hasil, saya juga bangga bisa meningkatkan gaya balapku, menjadi cepat di semua trek dan menemukan set-up yang lebih baik lagi. Saya masih menemukan hal-hal baru dan itu luar biasa di usiaku.”
Di parc ferme Montmelo, ayahnya menangis setelah dia meraih kemenangan. Apakah Aleix melihatnya? “Ya, saya melihatnya. Dia menangis dan ketika saya menciumnya, dia berkata,’20 tahun, 20 tahun antara balapan pertamamu di sini dan kemenangan di kelas terpenting ini. Kamu tidak pernah menyerah. Aku sangat bangga padamu’,” jawab suami Laura Montero itu.
Pembalap pabrikan Aprilia itu menambahkan, “Menurutku dia lebih bangga dengan jalan yang saya ambil ketimbang kemenangan. Adikku Pol misalnya, sudah berjuang untuk meraih kemenangan di tahun keduanya. Itu berbeda dengan saya, saya butuh banyak waktu. Saya mengalami saat-saat sulit dan tidak mudah untuk tetap percaya. Itu sebabnya dia sangat senang.”
“Saya paham. Saya merasakan hal yang sama ketika saya berdiri di podium dan anak-anakku mendatangiku. Saya sangat gembira. Saya seorang pria yang berkeluarga, jadi ini juga merupakan foto yang sangat bagus untukku,” imbuhnya.
Pada balapan pertama di Portugal, Aleix kecewa dengan keputusan para steward karena dia dianggap membalap dengan agresif oleh beberapa pembalap. Pada jurnalis berpikir, 2023 bisa menjadi tahun terakhirnya. Benarkah dia tidak menikmati balapan saat itu?

“Ya itu benar. Tapi harus kuakui, itu adalah kesalahanku sendiri. Saya memberikan terlalu banyak tekanan pada diri sendiri. Tidak apa-apa, saya bisa mengatasinya. Saya juga menunjukkannya di Barcelona. Namun terkadang kita lupa untuk tetap menikmatinya, dan itulah yang terjadi padaku,” lanjut Papa si kembar Max dan Mia itu.
“Tidak ada yang cukup baik bagiku. Saya menjadi yang tercepat pada hari Jumat tapi saya tidak senang. Saya berada di posisi ke-5 dalam suatu balapan tapi juga tidak senang. Namun terkadang kita harus bersenang-senang. Saya memiliki kecepatan. Saya belum pernah lebih cepat akhir-akhir ini dibandingkan pada awal musim. Saya mencatatkan lap tercepat di Portugal, pada hari Jumat saya mencatatkan rekor lap di Argentina, namun saya tidak menikmati karena beberapa alasan. Dan menikmati balapan itu sangat penting,” pungkas Aleix Espargaro.