RiderTua.com – Pada sprint race hari Sabtu di Qatar, Pecco Bagnaia hanya bisa menyaksikan rekan-rekan semereknya bertarung untuk meraih podium di depannya. Pada tahap awal sprint, terjadi dua kali kontak dengan rivalnya dalam perebutan gelar dunia Jorge Martin (Pramac Ducati) yang kemudian berhasil memenangkan sprint.
“Apa yang salah? Sejujurnya, saya selalu merasakan feeling yang berbeda sepanjang akhir pekan. Itulah yang bisa saya pikirkan untuk menang berdasarkan potensi kami. Saat balapan dimulai, saya mengalami masalah. Saya jauh dari memiliki kecepatan dan konsistensi yang baik, seperti yang telah saya tunjukkan di pagi hari,” ungkap rider pabrikan Ducati itu.
Bagnaia menambahkan, “Saya sangat kecewa dengan apa yang terjadi. Kehilangan 7 poin seperti itu sungguh menyebalkan! Saya menantikannya sekarang karena saya pikir dalam kondisi normal kami pasti bisa lebih cepat.”
Apa sebenarnya masalahnya? “Feelingku pada grip di bagian belakang adalah masalahnya. Saya mengalami masalah saat keluar dan memasuki tikungan. Begitu saya membuka gas, saya banyak selip dan ban berputar. Itu berbeda dibandingkan pada awal akhir pekan,” jawab Francesco Bagnaia.
Rider asal Turin Italia itu melanjutkan, “Aneh. Saya melahap 15 lap di pagi hari dengan ban bekas mulai hari Jumat dan menempuh waktu 1:55.0 menit. Lebih sedikit selip dibandingkan pada balapan di lap terakhir. Oke, hal seperti itu bisa saja terjadi. Tapi hari ini lebih baik ketimbang kemarin, tentu saja.”
Mengenai kontaknya dengan Jorge Martin dan terutama manuver keras yang dilakukan pembalap Spanyol itu, sambil tersenyum Bagnaia mengatakan, “Menurutku dia luar biasa bisa melakukan itu. Ini membuka situasi yang sangat saya sukai! Saya selalu berusaha menjadi yang terdepan. Terkadang itu berhasil. Sejujurnya, hari ini saya berharap bisa bertarung untuk menang. Hari ini saya mendapat masalah, feelingnya bukan yang terbaik.”
“Saya juga optimis untuk hari ini, saya memiliki kecepatan untuk memenangkan balapan. Tapi sekarang saya menantikan race hari Minggu dengan lebih banyak antisipasi. Kami lebih kuat dalam balapan panjang. Senang rasanya kami bisa mencoba ban depan hard. Sulit untuk dipahami di bagian belakang, cengkeramannya lebih buruk dibandingkan di FP2,” pungkas murid Valentino Rossi itu.
RiderTua.com - Setelah Aleix Espargaro pensiun, Johann Zarco akan menjadi pembalap tertua di MotoGP pada 2025. Rider asal Prancis itu memulai…
RiderTua.com - GWM Ora menjadi satu-satunya merek yang belum dijual oleh Great Wall Motor di Indonesia sampai sekarang. Memang karena…
RiderTua.com - Pada ajang EICMA 2024 pada bulan November kemarin ada motor naked yang menarik, yaitu CFMoto 125NK resmi dikenalkan.…
This website uses cookies.
Leave a Comment