RiderTua.com – Kamis (21/9/23) menggambarkan kesan pertamanya tentang GP India, Johann Zarco menjelaskan, “Perbedaan waktu 3,5 jam itu cukup bagus. Tidak terlalu sulit untuk mengatasinya. Sebaliknya jika terbang langsung ke Jepang, jet lag akan terasa sulit dengan penerbangan selama 7 jam. Kalau soal panas, kita selalu berpikir bahwa kita akan siap menghadapinya, tapi pada akhirnya panas selalu mengejutkan.”
Pada hari Kamis suhu dilaporkan mencapai 35 derajat dan kelembapan 65 persen dan pada sore hari hujan turun di Greater Noida (tidak jauh dari New Delhi) sehingga membuat udara menjadi segar.
Johann Zarco : Saya Suka Menggunakan ‘Edge Grip’ untuk Menikung dengan Cepat
Untuk pertama kalinya, Kejuaraan Dunia Balap Motor berlangsung di Sirkuit Internasional Buddh akhir pekan ini. Johann Zarco sudah menjelajahi trek baru tersebut dengan berjalan kaki dan mengendarai sepeda balapnya.
Rider Pramac Ducati itu menjelaskan, “Treknya terlihat menarik. Saya menantikan feeling itu besok. Cengkramannya mungkin tidak terlalu bagus, itu normal. Kami harus melakukan abrasi karet terlebih dahulu di lintasan. Maka, kemungkinan saya bisa mendapat keuntungan. Saat trek tidak memberikan cengkeraman yang kuat, saya biasanya merasa tidak terlalu buruk dibandingkan trek lainnya. Saya ingin mendapat keuntungan di sini.”
Sulit untuk mengatakan secara pasti mengapa hal ini terjadi. Zarco menambahkan, “Sepertinya saya lebih jarang menggunakan motor dalam posisi ‘rebah maksimal’ (seperti Martinator). Saya suka menggunakan ‘edge grip’ (sisi tepi /sudut ban) untuk menikung dengan cepat, lalu saya meluruskan motor dan mempercepatnya (akselerasi). Namun saat ini ada area di mana kita harus menggunakan ‘edge grip’ ini yaitu grip lateral pada trek dengan tingkat grip yang tinggi (Misano). Saya lebih sedikit melakukannya.”

Zarco belum sempat mengamati calon rekan semereknya di Honda, meski begitu dia meyakinkan, “Tidak, saya menunggu tes hari Selasa di Valencia untuk itu. Sudah cukup. Saya senang bisa menguji berbagai hal di Ducati pada tes hari Senin di Misano. Sungguh mentalitas sportif yang bagus yang ditunjukkan Gigi (Dall’Igna) untuk terus mengerjakannya. Tentu saja karena pembalap Ducati lainnya cedera, tapi saya sangat senang bisa terlibat dalam pengujian. Masukan saya selalu penting bagi mereka. Tahun depan bersama Honda akan sangat menarik, dengan semua masukan yang bisa saya berikan.”
Kembali ke layout Buddh International Circuit (BIC), dengan back straight sepanjang lebih dari 1 kilometer. “Kelihatannya menarik. Back straight yang panjang sungguh mengesankan. Kami banyak berbicara tentang zona run-off di akhir lintasan lurus panjang ini, yang tentunya bisa menjadi sedikit lebih baik dan lebih luas,” jelas rekan setim Jorge Martin itu.
“Jika rem kita benar-benar bermasalah dan ban depan terkunci saat hujan, itu bisa menjadi masalah. Namun jika kita berpikir seperti ini, maka kami juga memiliki banyak masalah di trek lain di Eropa atau Texas yang mungkin menjadi batasannya. Kita tidak bisa berpikir di sini akan lebih berbahaya,” tegas juara dunia Moto2 dua kali itu.
“Setelah semua yang kami pikirkan sebelumnya, tampaknya jauh lebih baik dari yang kami perkirakan. Saya tak sabar untuk menjajal trek baru,” demikian kesimpulan pertama Zarco tentang Sirkuit Buddh.
Pembalap veteran berusia 33 tahun itu juga melihat banyak peluang menyalip di sirkuit Buddh. “Ya, menurutku ada tempat di mana kita bisa mencoba melakukan manuver. Saya hanya sedikit khawatir jika jalan di sebelah racing line akan sedikit kotor jika diperbandingkan. Semakin sering kita membalap, semakin baik pula keausan ban di lintasan, tapi mungkin lebar lintasannya hanya 1 atau 2 meter. Itu membuatnya sedikit rumit dibandingkan dengan layout lainnya,” pungkas Johann Zarco.