RiderTua.com – MotoGP India 2023, pembalap MotoGP dikabarkan oleh media Jerman harus membayar pajak dari gaji tahunan mereka sebagai pajak penghasilan. Di MotoGP, pabrikan membayar pajak ini hanya untuk pembalap pabrikan saja. Bahkan tim pabrikan MotoGP pada Juli lalu diminta menyerahkan kontrak pembalap pabrikan mulai dari Marc Marquez hingga Fabio Quartararo dan Pecco Bagnaia kepada promotor dan otoritas setempat karena harus membayar pajak sebesar 20,80 persen dari gaji tahunan di India. Artinya: Jika pembalap seperti Marc Marquez mendapat penghasilan 15 hingga 18 juta Euro (hampir 300 Miliar) di HRC, sekitar 3 hingga 3,6 juta Euro harus dikirimkan (hampir 59 Miliar).
Media Jerman Speedweek melaporkan tentang hambatan birokrasi serta masalah bea cukai dan pajak yang dihadapi tim dan pembalap. CEO Formula 1 Stefano Domencali juga telah memperingatkan bos Dorna Carmelo Ezpeleta tentang tantangan tak terduga yang akan muncul saat tampil di negara multietnis berpenduduk 1,4 miliar orang di India.
Di sisi lain, pabrikan sepeda motor menginginkan balap MotoGP digelar di negara besar ini, yang memiliki 170 juta kendaraan bermotor roda dua yang beroperasi dan di mana Pierer Mobility AG sendiri dengan 46,5 persen mitranya Bajaj Auto International Holdings BV telah memiliki lebih dari 1 juta sepeda motor sejak 2007 dengan kubikasi 125 cc hingga 401 cc (KTM dan Husqvarna). “Selama 16 tahun kami sudah cukup banyak mengalami pengalaman buruk dengan birokrasi di India,” kata pihak manajemen KTM.
Setiap pembalap yang mendapat gaji tahunan sebesar 500.000 euro (8 Miliar), misalnya, harus memberikan negara bagian India sekitar 25.000 euro (400 juta rupiah) untuk penampilannya di balapan. Karena pembalap menolak membayar pajak penghasilan di lokasi balapan yang digelar di luar negeri untuk pertama kalinya dalam hidup mereka di luar negara asal atau domisili pajak (misalnya Italia, Spanyol, Portugal, Perancis, Jerman, Jepang atau Andorra), pabrikan Honda, Yamaha , Ducati, Aprilia dan KTM yang menanggung biayanya. Misalnya, kemarin di India, Ducati Corse melakukan transfer bank untuk biaya pro-rata India dari pembalap pabrikan Bagnaia, Pirro, Martin dan Zarco.
Untuk tim dan pabrikan, termasuk yang ada di Moto3 dan Moto2, yang mendapat kompensasi dari Dorna dan IRTA untuk setiap penampilan balapan, tidak perlu membayar sebagian dari pendapatan tahunan mereka. Hal ini disepakati oleh Dorna dan pihak berwenang.
Bagaimana dengan tim satelit MotoGP seperti GASGAS Tech3, LCR-Honda dan Prima Pramac.. Mereka bisa tenang karena pembalapnya terikat kontrak langsung dengan pabrikan KTM, HRC dan Ducati Corse, sehingga perusahaan-perusahaan tersebut harus membayar (menyetorkan) uang jaminan secara proporsional.
Pabrik-pabrikan sepeda motor kemudian memotong jumlah yang dibayarkan di India dari gaji tahunan para peembalap. Otoritas pajak India kemudian menerbitkan sertifikat jumlah pajak yang dibayarkan kepada pembalap, yang kemudian dapat mereka klaim kembali atau dipotong dari pengembalian pajak mereka di negara tempat tinggal mereka.
Sejumlah besar pembalap MotoGP tinggal di surganya pajak Andorra, yaitu Pol dan Aleix Espargaro, Brad Binder, Alex Rins, Augusto Fernandez, Fabio Quartararo, Maverick Vinales, Joan Mir dan Jack Miller. Di Andorra, olahragawan dan jutawan lainnya diiming-imingi dengan pajak penghasilan yang rendah, yaitu hanya 10 persen. Dengan kondisi ini beberapa pengamat MotoGP meragukan apakah MotoGP akan kembali ke India setelah masalah birokrasi, visa, dan pajak…?
This post was last modified on %s = human-readable time difference 11:32
Klasemen MotoGP Usai GP Malaysia 2024: Perebutan Gelar Berlanjut ke Seri Terakhir... Francesco Bagnaia sukses meraih kemenangan di GP Malaysia…
RiderTua.com - BYD telah memperlihatkan mobil pikap double cabin pertamanya dengan nama Shark di kampung halamannya. Dari namanya saja sudah…
RiderTua.com, Sepang, Hasil Race MotoGP Malaysia 2024 — Rider Lenovo Team, Francesco Bagnaia, berhasil memenangkan balapan MotoGP Malaysia 2024 di…
This website uses cookies.
Leave a Comment