Francesco Guidotti: Sprint Membuat Tekanan dan Risiko yang Lebih Besar

RiderTua.com – Mengenai format MotoGP sprint yang baru, manajer tim Red Bull KTM Francesco Guidotti mengatakan, “Ini berita besar untuk semua orang, kami belum pernah mengalami hal seperti ini di MotoGP. Kami tahu betapa sulitnya menyiapkan motor MotoGP sebelum balapan. Tekanan akan jauh lebih besar dan juga risiko membuat kesalahan.”

Di setiap balapan akhir pekan, sprint MotoGP akan menggantikan FP4 yang akan digelar pada hari Sabtu pukul 15.00 (setengah jarak dan setengah poin). Akibatnya ada perubahan lebih lanjut pada jadwal. 10 posisi teratas untuk masuk ke Q2 kini sudah tersedia pada FP2 di hari Jumat. Kemudian sesi kualifikasi MotoGP digelar pada Sabtu pagi mulai pukul 10.50 pagi.

Francesco Guidotti: Sprint Membuat Tekanan dan Risiko yang Lebih Besar

Francesco Guidotti menjelaskan, “Oleh karena itu tidak ada yang istimewa untuk dilakukan dalam mempersiapkan balapan akhir pekan, tetapi tentu saja kami akan mengalami saat-saat sulit dalam membuat keputusan set-up. Sampai tahun lalu, kami memiliki kesempatan untuk melakukan simulasi balapan nyata di FP4 pada hari Sabtu, sekitar waktu yang sama dengan balapan hari Minggu. Dan oleh karena itu dalam kondisi yang serupa dengan apa yang dapat kami harapkan untuk hari berikutnya.”

“Jadi kami bisa mendapatkan ide yang bagus tentang set-upnya. Tahun ini hal itu tidak mungkin lagi karena sesi FP3 dilakukan pada pagi hari dan sesi FP2 pada hari Jumat berdurasi 60 menit namun tidak akan cukup untuk mengumpulkan informasi untuk benar-benar mempersiapkan balapan pada hari Minggu. Ini akan sulit, tapi itu sama untuk semua orang,” lanjutnya.

Lihat Juga:

Penting bagi pembalap MotoGP untuk pulih dengan baik setelah menempuh setengah jarak balapan pada hari Sabtu. Pada saat yang sama, pembalapnya seperti Brad Binder dan Jack Miller harus tampil lebih banyak di depan fans, misalnya pada event ‘Riders Fan Parade’ yang digelar pada Minggu pagi. “Semua orang menginginkan lebih, tapi hari berlangsung hanya 24 jam. Jadi kita harus memeras semuanya dalam jumlah waktu yang sama,” keluh Guidotti.

Pada saat yang sama, dia juga menekankan pentingnya perubahan ini. “Apa yang direncanakan Dorna, dibutuhkan oleh semua pembalap, tim, pabrikan, dan sponsor. Ini tentang meningkatkan citra dan meningkatkan kesadaran. Ini penting untuk seluruh lingkungan kita. Tapi ya, beban kerja seorang pembalap di balapan akhir pekan cukup berat. Kami telah menyesuaikan jadwal pertemuan dan briefing kami,” ungkap manajer tim asal Italia itu.

Bukan hanya formatnya yang intens tapi juga dengan 21 balapan, lebih banyak dari sebelumnya. Juga akan ada tur luar Eropa yang panjang di musim gugur dengan 7 balapan dalam 9 minggu. Apakah ini mendorong kru tim ke batas mereka? Apakah sistem rotasi untuk kru pit memungkinkan untuk mekanik di masa mendatang?

Guidotti mengungkapkan, “Kami sangat dekat dengan batas, atau mungkin kami sudah mencapai batas. Tapi saya pikir akan sulit untuk mengubah mekaniknya. Ada 7 orang untuk setiap pembalap, mungkin kita dapat berpikir untuk mengganti masing-masing 2 orang. Tapi tidak terbayangkan untuk bertukar 4 atau 5 orang. Karena ini juga tentang interaksi, tentang hubungan antara pembalap, para insinyur dan teknisi. Itu hanya kerja tim. Jika kami sampai pada titik harus membuat keputusan itu, kami tidak akan dapat merotasi lebih dari 2 orang per balapan.”

“Tapi benar juga bahwa kita mengetahui jadwal balapan hampir setahun sebelumnya. Selama bertahun-tahun, saya merasakan lebih banyak setiap tahun, tetapi kami mampu menghadapinya dengan sangat baik. Menurut pendapat saya, proses mental dimulai bahwa kita siap dan secara tidak sadar memiliki cadangan energi untuk memberikan apa yang harus kita berikan. Selanjutnya kita dapat menggunakan waktu antara satu balapan dan balapan berikutnya dengan sangat baik. Tapi kita pasti berada di batasnya,” pungkas Guidotti.