Categories: MotoGP

Gigi Dall’Igna Menyanjung Pecco: Dengan Lorenzo dan Dovizioso Tak Bisa Juara Dunia

RiderTua.com – Jika seluruh paddock MotoGP ditanya, motor mana yang paling kuat? Pasti jawabannya Ducati Desmosedici. Prestasi yang selalu dikaitkan Gigi Dall’Igna, seorang insinyur jenius asal Italia yang bertanggung jawab atas departemen balap Ducati (Reparto Corse). Dall’Igna memiliki satu tujuan yang jelas yakni menang. Itulah yang mendorongnya untuk bekerja tanpa lelah dan menghabiskan malam tanpa tidur untuk melakukannya. Tidak menang adalah hal yang tidak dapat diterima oleh Dall’Igna. Apakah semua gelar (Triple Crown) hanya karena motor (istilah netizen: menang motor doang) ?…

Gelar yang ditunggu-tunggu akhirnya datang pada tahun 2022. Namun, fakta sebenarnya adalah motornya sudah sangat kompetitif di era Lorenzo dan Dovizioso tahun 2017. Ketika Gigi Dall’Igna ditanya apakah kejuaraan dunia bisa dimenangkan saat era Lorenzo dan Dovi, insinyur asal Italia itu terkejut lalu menjawab, “Omong kosong. Pembalap adalah faktor paling penting. Musim ini, Bagnaia memimpin 189 lap, sedangkan Quartararo 76 lap. Pembalap Ducati lainnya bahkan lebih sedikit. Itu menunjukkan kualitas Bagnaia,” katanya, jadi terbukti bahkan dengan Dovi dan Lorenzo dengan motor yang sudah cepat menurut Gigi Dall’Igna, Ducati belum juga bisa juara dunia..

Gigi Dall’Igna: Pembalap adalah Faktor Paling Penting

Gigi Dall’Igna menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai dengan gelar Kejuaraan Dunia MotoGP yang diraih Pecco Bagnaia di Valencia. Motornya juga sukses di kelas 125 cc, 250 cc dan di Kejuaraan Dunia Superbike. Gelar Bagnaia adalah penyempurna bagi Dall’Igna, yang tampaknya terobsesi untuk memenangkan gelar di MotoGP juga.

Sebenarnya, Dall’Igna sudah menetapkan tujuan untuk memenangkan gelar bersama Jorge Lorenzo. Insinyur yang khas dengan rambut putih itu berhasil meyakinkan Audi selaku pemilik Ducati, untuk menghabiskan banyak uang untuk pembalap asal Spanyol itu. Namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan, berakhir dengan kegagalan.

Dari kegagalan Ducati-Lorenzo muncul Andrea Dovizioso yang kuat, yang memimpin Ducati menjadi runner-up Kejuaraan Dunia 3 kali berturut-turut tetapi selalu dikalahkan oleh Marc Marquez. Namun bagi Dall’Igna, posisi ke-2 berarti kalah.

Jadi dia mengubah pendekatannya, sesuai dengan moto yang selalu diyakininya, “Jika saya tidak memiliki pembalap terbaik, saya menggantinya dengan motor terbaik.” Dan kalimat ini membawa kita kembali ke awal.

Langkah pertama adalah memberi motor MotoGP power yang layak dan menjadikannya yang terkuat di lintasan. Setelah itu tercapai, langkah kedua dimulai yakni penurunan berat badan. Tujuannya adalah membuat motor cukup ringan untuk mencapai bobot minimum yang diperbolehkan.

“Sudah lama sejak saya memulai proyek saya sendiri pada tahun 2015. Tidak pernah ada revolusi nyata. Kami menghilangkan kesalahan kecil yang tidak relevan secara individu, tetapi membuat perbedaan besar secara keseluruhan. Itulah filosofi saya, berikan perhatian yang sama pada setiap detail untuk menghasilkan mozaik yang sempurna,” jelas Dall’Igna, yang tidak percaya pada solusi acak, melainkan pada pekerjaan metodis dan tepat.

Pecco adalah Juara, Bukan Motor Semata

Gelar yang direngkuh Bagnaia mengisi gap di Ducati. Sebelumnya, The Reds asal Borgo Panigale itu hanya meraih 1 gelar MotoGP yakni pada 2007 bersama Casey Stoner. Valentino Rossi, Jorge Lorenzo dan Andrea Dovizioso gagal merebut gelar Ducati Riders kedua. Sekarang mereka telah menemukan pria ideal pada pembalap yang kurang terkenal, tetapi Dall’Igna tidak ingin berurusan dengan sentimentalitas.

“Tidak ada pembalap ideal untuk Ducati. Tujuan saya selalu untuk mengembangkan motor lengkap yang memungkinkan gaya balap yang berbeda. Itu yang terjadi tahun ini,” tegasnya.

Selain gelar pembalap bersama Bagnaia, Ducati juga meraih gelar Konstruktor dan gelar Tim musim ini. Sepanjang musim, Ducati bahkan memenangkan 16 dari 26 balapan terakhir. “Saya rasa kami belum mencapai hasil maksimal. Dengan 8 pembalap di trek, kami bisa terus membuat kemajuan musim depan. Tapi upaya yang harus kami lakukan untuk memastikan setiap pembalap bisa kompetitif tahun depan seperti tahun ini sangat besar,” ungkapnya.

Namun, kerja keras juga memiliki sisi negatifnya. Karena Ducati telah menjadi ‘kolam pembenihan’ di mana merek lain pergi mencari insinyur. Diaspora teknisi dan insinyur terlatih di departemen balap di Borgo Panigale sangat besar dan terus berkembang.

Bisa dibilang contoh terbaik adalah Alberto Giribuola, yang sukses mengantarkan Andrea Dovizioso menjadi runner-up Kejuaraan Dunia 3 kali Andrea Dovizioso dan Enea Bastianini yang berhasil berada di peringkat 3 klasemen. Selain itu, Cristhian Pupulin (kepala kru Jack Miller). Keduanya kini sudah pindah ke Red Bull KTM. Mantan tangan kanan Dall’Igna, Fabiano Sterlacchini juga sudah menjadi Kepala Teknologi MotoGP di Mattighofen (markas KTM).

“Kami menerima konsekuensi ini. Insinyur kami yang paling berbakat akan meninggalkan kami? Kemudian kami melatih orang lain. Ini adalah filosofi dari proyek kami, mengandalkan talenta muda dan menjadikan mereka juara dunia, terlepas dari apakah mereka pembalap atau insinyur,” pungkas Dall’Igna.

Mimi Carrasco

Leave a Comment

Recent Posts

Mitsubishi Hadirkan Penyegaran Untuk ASX di Eropa

RiderTua.com - Mitsubishi memiliki beberapa mobil SUV yang dijualnya di pasar global. Salah satunya ASX, yang sebenarnya merupakan versi Eropa…

26 April 2024

Fabio Quartararo : Calon Tim Satelit Yamaha Harus Diperlakukan Seperti Tim Pabrikan

RiderTua.com - Ketika berbicara tentang sirkuit Jerez, Fabio Quartararo teringat kembali kesuksesannya di masa lalu. Dalam 4 tahun terakhir, rider…

26 April 2024

Peluang Citroen Mengekspor Mobil Rakitan Lokal

RiderTua.com - Citroen telah memastikan akan memulai produksi mobilnya di Indonesia pada Juli mendatang. Model yang akan dirakitnya untuk pertama…

26 April 2024

Marc Marquez : Ternyata Aku Masih Cukup Cepat!

RiderTua.com - Bagaimana jika Marc Marquez tetap melanjutkan dengan Honda?.. 'Saya bisa patah semangat ' katanya... Marc Marquez dipindahkan dari…

26 April 2024

Kolaborasi Yamaha dengan FILA, Luncurkan Fazzio Edisi Spesial

RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…

25 April 2024

CEO Ducati : Performa Marc Marquez Tidak Bisa Disamakan dengan Pembalap GP24

RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…

25 April 2024