RiderTua.com – Dengan meraih pole position kedua berturut-turut, Pecco Bagnaia juga diikuti dengan kemenangan keduanya di MotoGP Misano pada hari Minggu di depan 25.000 penggemar. Fabio Quartararo tidak punya kesempatan banyak mendekati pembalap Ducati itu. Itu adalah kemenangan mulai dari start hingga akhir untuk Francesco ‘Pecco’ Bagnaia, tetapi sekali lagi pertarungan benar-benar ketat menjelang akhir balapan. Karena pemenang GP Aragon itu balapan dari posisi terdepan dengan ban belakang soft, sementara Quartararo memilih ban belakang medium.
Hal ini memungkinkan pembalap Yamaha itu untuk menutup celah di fase akhir balapan (ban Fabio lebih awet daripada ban Pecco, meskipun motor Quartararo akibatnya ‘lambat panas’). Tapi Bagnaia berhasil menahan tekanan dan melewati garis finis 0,3 detik di depan pemimpin klasemen itu. “Saya tahu cengkeraman ban soft saya lebih baik di awal balapan. Dan saya juga tahu bahwa Fabio akan lebih cepat dengan ban medium di bagian terakhir balapan. Tentu saja saya khawatir (Fabio mendekat di lap akhir), tetapi saya juga yakin bahwa menyalip Ducati di Misano tidak akan mudah,” kata Pecco.
Pecco: Kekuatan Ducati Sektor 2 dan 3 Misano
“Saya tahu bahwa sangat penting untuk memulai balapan dengan baik dan gas pol dari awal. Karena dengan cengkeraman yang soft lebih baik di awal. Saya juga tahu bahwa Fabio akan lebih cepat dengan ban medium di bagian terakhir balapan. Saya hanya mencoba untuk cepat dan konsisten sejak awal. Saya mendapatkan start terbaik, saya melaju pada saat yang tepat ketika lampu padam, itu luar biasa. Saya banyak berlatih untuk itu, itu hebat,” ujar Pecco dengan wajah sumringah.
“Setelah lap pertama, saya melihat papan pit dan sudah terbaca +1.0, itu luar biasa. Saya hanya mencoba untuk mengelola ban dengan baik. Itu sangat sulit di lap terakhir, karena Fabio mengejar 0,4 hingga 0,5 detik per lap. Itu tidak mudah, saya hanya mencoba yang terbaik di lap terakhir, dan sektor ketiga adalah sektor tercepat saya dari seluruh balapan. Itu sangat bagus,” kata pembalap berusia 24 tahun itu dengan senyum lebar.
Saat Pecco ditanya, apakah dia merasa khawatir ketika melihat Quartararo mulai mendekat di akhir balapan? “Tentu saja saya khawatir, tetapi saya juga yakin bahwa menyalip Ducati di Misano tidak akan mudah,” jawab Pecco sambil tersenyum.

“Fabio cepat di sektor pertama dan keempat, tetapi sektor kedua dan ketiga sangat bagus untuk kami. Aku hanya berusaha untuk tidak membiarkan dia terlalu dekat denganku. Di lap terakhir, saya hanya mencoba melakukan segalanya dengan sempurna. Itu tidak mudah, tetapi kami mencapai tujuan ini.”
“Kemenangan di sini sangat spesial bagi saya,” tegasnya dan itu bisa terdengar karena suaranya lebih riuh dengan sorak-sorai. Bagaimanapun, itu adalah kemenangan kandang baginya dan Ducati.
“Kemenangan di Aragon memberi saya banyak motivasi untuk siap memenangkan balapan di Misano. Mungkin lebih spesial di trek ini karena ini adalah GP kandang saya di depan fans kami. Sungguh luar biasa,” kata pembalap murid VR46 itu antusias, yang tinggal hanya 10 km dari Sirkuit Dunia Misano.
“Lap setelah finis juga merupakan lap paling lambat yang pernah saya kendarai di sini. Saya hanya mencoba menyapa semua orang dan kemudian saya datang ke tribun Ducati di mana mereka mengadakan pesta besar. Saya menikmati segala sesuatu tentang balapan ini,” tegasnya.