RiderTua.com – Setelah penantian sekian lama, akhirnya BMW Motorrad menghadirkan R 18 Classic di Indonesia. Sebelumnya merek otomotif ini meluncurkan R 18 First Edition pada akhir tahun lalu. BMW R 18 Classic yang satu ini dibanderol cukup mahal, yaitu mencapai Rp 1,069 miliar di Tanah Air. Memang sangat mahal untuk ukuran motor cruiser, tapi kualitasnya jangan diragukan lagi.
Baca juga: BMW Motorrad Siap Rilis M 1000 RR di Indonesia!
BMW R 18 Classic Dibanderol Cukup Mahal
R 18 yang dihadirkan kali ini berbeda dengan versi First Edition, karena memiliki beberapa keunggulan yang tak dimiliki varian sebelumnya. BMW Motorrad menambahkan sejumlah aksesori khas touring yang membuatnya tampil lebih gagah. Dari windshield berukuran besar, jok penumpang, sampai saddle bag berbahan kulit menjadi tambahan yang pas untuk R 18 Classic.
Motor bergaya cruiser ini masih sama seperti sebelumnya, yaitu motor dengan desain yang terinspirasi dari model R 5 lawas tahun 1936. Meski memiliki kesan klasik yang begitu kental, R 18 Classic memiliki lampu LED bulat untuk memberikan penerangan yang maksimal. Desainnya disesuaikan agar memberikan kenyamanan berkendara bagi penggunanya.
Motor Gede Untuk Touring
Yang membuatnya berbeda dari R18 First Edition yaitu keberadaan fitur cruise control serta desain knalpot yang lain dari biasanya. BMW sengaja mendesainnya agar memudahkan penggunanya untuk membawa saddle bag. Tapi jangan khawatir, bagian komponen tambahannya bisa di-custom sesuai keinginan pemilik.
Karena berjenis motor gede alias moge, maka R18 dibekali mesin big boxer 1.802 cc bertenaga 91 dk dan torsi 150 Nm. Ada tiga mode berkendara yang disediakan, yaitu Rock, Rain, dan Roll, dipadu dengan automatic stability control, Integral ABS, dan MSR. Nampaknya fitur dan spesifikasi mesinnya tak jauh berbeda dengan First Edition.
Soal harganya, R18 Classic dibanderol mencapai Rp 1,070 miliar, jauh lebih mahal ketimbang First Edition yang hanya sebesar Rp 970 jutaan. Meski sama-sama mahal, tapi kualitas keduanya sangat bagus dan performanya cukup optimal.
