Home Otomotif Pabrik Ford di Brazil Ditutup Karena Kondisi Pasar

    Pabrik Ford di Brazil Ditutup Karena Kondisi Pasar

    Ford mampu raih untung

    RiderTua.com – Tiba-tiba pabrik Ford di Brazil diketahui sudah ditutup pada minggu ini. Cukup mengejutkan, mengingat negara ini menjadi salah satu tujuan bagi merek asal Amerika Serikat tersebut. Pabrik Ford di Brazil ditutup menyusul kondisi pasar yang semakin tak menentu disana. Terlebih merek mobil ini harus menghemat biaya pengeluaran untuk bisa bertahan dalam situasi tersebut.

    Pabrik Ford di Brazil Ditutup Menyusul Kondisi Pasar

    Tercatat ada tiga pabrik yang didirkan Ford di Brazil, berlokasi di Troller, Camacari, dan Taubate. Dua pabrik di Camacari dan Taubete akan segera dihentikan, sementara pabrik di Troller baru ditutup pada kuartal keempat tahun ini. Mungkin Ford masih harus beres-beres disana sebelum semua pabriknya ditutup pada saat itu juga.

    Keputusan ini dianggap berat oleh Ford, karena Brazil menjadi salah satu negara yang punya potensi di wilayah Amerika Selatan. Tapi apa daya, kondisi pasar yang belum stabil seakan memaksa mereka untuk menutup pabriknya di Negeri Samba. Terlebih dengan adanya restrukturisasi perusahaan yang mempengaruhi keputusan tersebut.

    Pabrik Ford di Brazil

    Sudah ‘Tinggalkan’ Dua Negara

    Meski sudah menutup pabriknya, Ford masih membuka kantor pusat regionalnya yang berlokasi di Sao Paulo, serta pusat pengembangan produk di Bahia. Mereka tetap memberikan pelayanan bagi konsumen disana, meski tak lagi memproduksi mobil secara lokal lagi. Sehingga dengan ini Ford harus mengimpornya dari negaranya sendiri.

    Ini bukan pertama kalinya Ford ‘meninggalkan’ Brazil, karena sebelumnya mereka hengkang dari Indonesia sekitar dua tahun yang lalu. Hasil penjualan yang semakin menurun, ditambah dengan restrukturisasi, membuat Ford harus mengibarkan bendera putih di Tanah Air. Tapi sama seperti di Brazil, pelayanan konsumennya masih disediakan.

    Nampaknya Ford harus mengadapi berbagai tantangan yang akan muncul pada tahun ini. Tapi mereka yakin mampu bertahan meski harus melakukan restrukturisasi besar-besaran dan menutup sejumlah pabriknya demi ‘penghematan’.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini