RiderTua.com – Perjalanan James Rodriguez dari Madrid ke Everton… Momen brilian pemain asal Kolombia itu terjadi pada 28 Juni 2014. Yakni saat ajang Piala Dunia 2014 di Brasil, dia mencetak 2 gol untuk kemenangan Kolombia 2-0 atas Uruguay.
Perjalanan James Rodriguez dari Madrid ke Everton
Dilansir dari Sportskeeda, gol yang dicetak James di babak pertama, menjadi salah satu gol terbaik dalam sejarah Piala Dunia. Sundulan bola Abel Aguilar berhasil dia kendalikan dengan dadanya, dia pun melakukan tendangan voli dengan kaki kiri, bola meluncur persis dibawah tiang gawang sehingga kiper Fernando Muslera tak bisa menjangkaunya.
Tak lama setelah jeda turun minum, Rodriguez kembali menjebol gawang Uruguay dengan tembakan jarak dekat. Kemenangan ini membuat Kolombia maju ke perempat final melawan tuan rumah Brasil.
Di babak delapan besar mereka kalah 2-1 dari Brasil. Meski kalah, Rodriguez berhasil mencetak satu-satunya gol untuk Kolombia, dan membuatnya sukses menyabet Sepatu Emas dengan 6 gol.
Penampilan luar biasa pemain 22 tahun itu (waktu itu) membuat Presiden Real Madrid Florentino Perez kepincut. Benar saja, Madrid merekrut Rodriguez kurang dari sebulan, setelah pertandingan babak 16 besar melawan Uruguay di Maracana. Penampilan perdananya, disaksikan 45.000 penonton yang hadir di Santiago Bernabeu.
Tetapi sayang meskipun pada awalnya dia tampil menjanjikan, Rodriguez tidak pernah benar-benar memenuhi ekspektasi. Enam tahun kemudian dia meninggalkan ibukota Spanyol, untuk bergabung dengan Bayern Munich selama 2 tahun dengan status sebagai pemain pinjaman.
Kembali Berjodoh dengan Carlo Ancelotti
Everton adalah pelabuhan tepat bagi Rodriguez berikutnya. Mungkin keberadaan Carlo Ancelotti menjadi salah satu alasan baginya untuk bergabung di Goodison Park.
Ancelotti adalah yang melatih James selama musim pertamanya, baik di Madrid maupun Bayern Munich. Pelatih asal Italia ini sangat ingin bertemu kembali dengan pemain, yang bisa memberikan keajaiban yang dibutuhkan The Toffees, untuk bersaing di kompetisi Eropa. Dan mungkin bisa meraih trofi, sekali lagi.
Dan berikut data yang sudah dikumpulkan Opta untuk penampilan James Rodriguez di liga, dari Galactico hingga ke Goodison Park.
Dari Timnas Kolombia ke Santiago Bernabeu
James mulai bekerja keras di Real Madrid di bawah kepelatihan Carlo Ancelotti. Meskipun dia jarang digunakan sebagai peran sentral seperti di Timnas Kolombia, dia berhasil mencetak 13 gol dan 13 assist dalam 29 penampilan di Laliga. Dia tercatat melakukan keterlibatan gol rata-rata dalam setiap 88 menit.
Menjelang musim 2015-16, Ancelotti pergi dari Real Madrid. Kursi kepelatihan pun pindah ke tangan Rafael Benitez. James berjuang untuk membuat dampak yang sama di musim keduanya. Dia hanya mencetak 7 gol dan menambahkan 8 assist serta menciptakan 61 peluang mencetak gol dalam 26 penampilan.
Kini dibawah kepelatihan Zinedine Zidane pada musim 2016-17, James juga jarang dimainkan. Di musim penuh pertama Zidane sebagai pelatih, James mengalami cedera. Namun, dia mampu mencapai rasio gol per pertandingan terbaiknya (0,6), mencetak 8 gol dan mencatatkan 6 assist lagi. James menyelesaikan musim dengan 11 gol dan 12 assist di semua kompetisi.
23 – James Rodríguez has been involved in more goals than any other La Liga midfielder this season (11 goals, 12 assists). Productive. pic.twitter.com/UorvmSz0fv
— OptaJose (@OptaJose) June 7, 2017
Masa Peminjaman di Bundesliga
Pada 2017, Ancelotti menandatangani kesepakatan untuk James kedua kalinya. Playmaker itu pindah ke raksasa Bundesliga Bayern Munich, dengan kesepakatan pinjaman selama dua tahun dengan opsi pembelian disertakan.
James dengan cepat beradaptasi dengan kehidupan di klub papan atas Jerman itu. Dia membuat 23 penampilan di Bundesliga, mencetak 11 gol dan membuat 7 assist, menciptakan 64 peluang dengan rata-rata 3,5 per 90 menit.
Setelah menikmati waktu yang luar biasa di bawah asuhan Ancelotti dan Jupp Heynckes di musim pertamanya di Bayern, James jatuh dalam kekuasaan ketika Niko Kovac mengambil alih kursi kepelatihan. Dia hanya bermain 13 kali di Bundesliga.
Dia hanya mencetak 7 gol dan menciptakan rata-rata empat peluang per 90 menit, tetapi hanya tiga di antaranya yang berakhir dengan assist. Dan di akhir musimnya bersama Bayern, klub tidak mengambil opsi pembelian.
14 – Only Robert Lewandowski (51) has scored more Bundesliga goals for @FCBayernEN in the previous two seasons than @jamesdrodriguez (14). Farewell. pic.twitter.com/wNhCT0c5uM
— OptaFranz (@OptaFranz) June 5, 2019
Dijual ke Everton
James pun kembali ke Madrid, meski ada ketertarikan dari Napoli yang waktu itu masih dilatih oleh Ancelotti, serta Atletico Madrid. Namun, kepindahan ke kedua klub itu gagal terwujud. Dia menghabiskan sebagian besar musim 2019-20 baik di meja perawatan atau di bangku cadangan. Dia hanya mencetak 1 gol dan menghasilkan 1 assist dari 8 penampilan LaLiga.
James pun dikucilkan oleh Zidane, sementara James masih memiliki sisa 1 tahun di kontraknya. Madrid pun berupaya mengurangi kerugian mereka, dan menyetujui kesepakatan senilai 20 juta poundsterling ( 22,4 juta euro) dengan Everton, untuk pemain berusia 29 tahun itu.
Dibawah asuhan manajer yang pernah bermain bagus di masa lalu yang bertanggung jawab di Goodison Park, kompetisi Liga Premier bisa menjadi tempat yang tepat bagi James untuk menemukan kembali performa terbaiknya.
Di Everton, bersama Richarlison, Dominic Calvert-Lewin dan Moise Kean, James memiliki kekuatan serangan yang menjanjikan. Namun menciptakan peluang menjadi masalah besar bagi The Toffees selama beberapa musim terakhir.
Everton memiliki pemain yang menempati peringkat teratas di liga, untuk peluang yang diciptakan per 90 menit di setiap musim dari 2014 hingga 2019. Jika dia bisa tetap fit, anak emas Kolombia itu bisa memenuhi janjinya yang dibuat di 2014 silam.