RiderTua.com – Recall mobil sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan produsen jika ditemukan masalah pada produknya. Tapi terkadang adanya penarikan ini bakal membuat reputasi suatu merek menurun karena dianggap produk gagal. Kini anggapan negatif soal recall mobil tak berlaku lagi di Indonesia. Karena banyak konsumen yang perlahan mulai menerima adanya recall tersebut.
Baca juga: Recall Daihatsu Gran Max-Luxio Terasa Lambat Karena…
Anggapan Negatif Recall Mobil Tak Berlaku Lagi
Seharusnya masyarakat sudah tahu kalau recall dilakukan untuk mengatasi masalah pada suatu produk, entah itu sepeda motor atau mobil. Produsen tentunya sudah bertanggung jawab dalam perbaikan model yang kena suatu masalah. Bisa saja masalahnya beresiko kecil tapi sangat menganggu seperti mesin, hingga membahayakan seperti airbag Takata.
Astra Daihatsu Motor (ADM) mengatakan kalau recall ini bukan karena produk tersebut gagal. Melainkan sebagai wujud kepedulian produsen terhadap produknya serta konsumennya. Jika penarikan dilakukan, maka produsen bisa meminimalisir kecelakaan atau insiden yang diakibatkan dari masalah ini.
Recall Sepanjang Tahun 2020
Meskipun ada juga recall yang berakibat pada menurunnya reputasi suatu merek. Masih ingat dengan kasus dieselgate yang menimpa Volkswagen Group? Jutaan unit yang bermasalah harus ditarik dan diperbaiki kualitas modelnya, bahkan tak sedikit ada yang dibuang begitu saja.
Hingga pertengahan tahun 2020 ini, setidaknya ada sejumlah recall yang dilakukan oleh banyak produsen. Yang terbaru yaitu Honda dengan penarikan sekitar 100 ribu unit mobil di empat negara. Tak ketinggalan juga ADM dengan Gran Max-Luxio karena masalah mesin.
Untuk Honda sendiri, masalahnya terjadi akibat fuel pump atau pompa bensin yang gampang rusak. Ternyata tak hanya Honda yang mengalaminya, tetapi juga Mitsubishi dan Nissan pada duo Xpander-Livina. Recall ini sepertinya akan terus dilakukan hingga semuanya beres dan masalah bisa diatasi.