RiderTua.com – Di MotoGP kita mengenal secara garis besar dua jenis karakter motor dan pembalap. Pertama adalah kelompok agresif dan berikutnya adalah halus… Berikut ini adalah petikan wawancara jurnalis Lucio Lopez dengan Ramon Forcada. Filosofi Yamaha dari awal berdirinya adalah membuat sepeda motor balap yang sangat mendukung pembalap, sangat halus, mudah. Dan untuk itu Yamaha menghindari meracik motor menjadi berkarakter agresif. Quartararo pindah ke Honda bisa fatal, sebaliknya Marquez ke Yamaha belum tentu cepat!
Beberapa sepeda motor yang agresif, bagi beberapa pembalap berjalan dengan baik, misalnya, dengan Marc tidak perlu melihat motor, hanya melihat tayangan balapan di televisi, kita bisa melihat bahwa Honda adalah motor yang agresif, yang Marquez sukai, yang dia gunakan, dia suka, dia baik-baik saja. Motor Honda cocok untuknya.
Ketika Jorge berada di Yamaha, jika kita menonton balapan di televisi, dan yang paling mengganggunya adalah bahwa motornya dia katakan agresif. Dia berkomentar bahwa motornya adalah yang paling banyak bergerak dibanding motor Rossi saat itu. Padahal jika dilihat dari tayangan jelas terlihat jika dibandingkan Honda motor Yamaha lebih tenang… Tapi sedikit saja motor tidak halus, Lorenzo bilang itu adalah masalah baginya. Dan bagi yang lain ( Rossi dan pembalap satelit Yamaha) tidak.
Itulah mengapa Yamaha adalah salah satu dari sedikit, atau mungkin satu-satunya merek yang tidak ada yang memiliki masalah beradaptasi dengan motor ketika pembalap berasal dari pabrikan lain. Forcada telah melihat pembalap yang beralih dari Yamaha ke Ducati menjadikannya fatal, dan itu sudah lebih dari satu pembalap yang membuktikannya. Demikian juga berlaku pembalap yang pergi ke Honda akan berakibat fatal.
Tetapi pembalap yang berasal dari merek lain ( Morbidelli dari Honda) dan pergi ke Yamaha tidak ada yang benar-benar buruk alias lumayan dan tidak sesulit di Ducati atau Honda. Hal ini kembali lagi pada filosofi pabrikan dalam membuat motor balapnya. Dan kemudian perbedaan akan dibuat oleh pembalap itu sendiri, karena saat diatas motor satu pembalap akan membuatnya bermanuver cepat dan yang lainnya lembut, gaya balap mempengaruhi hasil dan perbedaan..
Dari pernyataan diatas jika Marc Marquez ke Yamaha dia akan baik-baik saja, namun belum tentu akan secepat Quartararo. Karena yang dia suka adalah motor agresif semakin melawan karakter motor keserasian motor dan pembalap semakin jauh. Contohnya adalah Morbidelli… Kombinasi Michelin, karakter M1 dan gaya balap agresif membuat Yamaha justru kehilangan kecepatannya…
Bagaimana jika Quartararo ke Honda…?. Tidak usah dibahas panjang lebar, karena seniornya ( Jorge Lorenzo) sudah merasakan sulitnya menekuk RC213V di tikungan.. Bahkan bukannya motor mudah ditekuk, pembalapnya sendiri mungkin yang bertekuk lutut…
This post was last modified on 9 Oktober 2019 20:18
RiderTua.com - Penjualan mobil Chery selama beberapa bulan terakhir di Indonesia masih cukup bagus. Terlebih bagi mobil listrik terbarunya, Omoda…
RiderTua.com - Seperti yang kita tau, Ducati punya pilihan model yang cukup fantastis dan desainnya keren-keren. Nanti pada tanggal 3-5…
RiderTua.com - Kawasaki membawa Bimota kembali ke Kejuaraan Dunia Superbike.. Bimota adalah produsen sepeda motor custom dan produksi asal Italia…
RiderTua.com - Sejak pindah ke Ducati, Marc Marquez memang sejak awal sudah menunjukkan kecepatan dibarisan depan, namun hal seperti ini membuat…
RiderTua.com - Dani Pedrosa akan tampil di GP Jerez sebagai entry wildcard dan akan menunggangi KTM RC 16 pabrikan ketiga akhir…
RiderTua.com - Setelah menjadi pembalap pabrikan Honda, pamor Luca Marini semakin memudar. Dia mengharapkan pembalikan tren yang sangat dibutuhkan pada…
Leave a Comment