RiderTua MotoGP – Mesin inline-4 lebih ringan dan lebih ringkas daripada mesin V4. Kelebihan ini merupakan hadiah besar bagi desainer sasis, Insinyur punya kesempatan untuk menempatkan mesin pada posisi optimal untuk menciptakan kuda besi pacu yang punya keseimbangan sempurna ( perfect balance). Yang akan menciptakan motor yang mudah saat menikung, merubah arah dan pengendalian (handling). Insinyur peracik motor inline-4 juga memiliki kemudahan dalam menempatkan tangki bahan bakar dan knalpot di tempat yang tepat sehubungan dengan perubahan geometri motor yang ideal. Atau penentuan distribusi berat pada motor balap mereka. ‘Inersia Crankshaft’ Rahasia Cornering Speed Inline-4
Inersia adalah kecenderungan semua benda fisik untuk menolak perubahan terhadap keadaan geraknya. Mesin inline-4 memiliki crankshaft yang lebih lebar (menyamping). Karena bentuknya memanjang ke samping maka pembalap dengan mesin inline-4 harus mengatasi gaya inersia crankshaft yag lebih dibanding mesin V-4, saat menikung. Namun bukan berarti sebuah kelemahan karena dengan menghitung secara tepat besaran efek “Inersia Crankshaft” membuat motor lebih seimbang. Kasus kesalahan desain crankshaft ( poros engkol mesin) Suzuki GSX-RR 2017 menjadi bencana. bencana, karena para insinyurnya membuat poros engkol beberapa ratus gram terlalu berat. Kesalahan hitungan bobot ini saat mereka mencari traksi yang lebih baik saat motor keluar tikungan, namun akibat sedikit saja lebih berat, motor sulit menikung dan bermasalah dalam fase pengereman.
Selain penentuan berat poros engkol yang tepat, dipadu dengan kepiawaian peracik sasis Yamaha dan Suzuki, membuat motor dengan mesin inline-4 ‘mengerikan’ di sirkuit dengan banyak tikungan. Menjadikan motor super lincah dan super cepat meliuk-liuk di tikungan jenis apapun. Berbekal ilmu inersia crankshaft dengan poros engkol yang lebih lebar membantu Yamaha dan Suzuki melibas tikungan yang panjang lebih cepat. Karena begitu motor berada di tikungan, gaya inersia poros engkol semakin membantu motor menikung sempurna.
Miller adalah sosok pembalap muda yang ceplas- ceplos jika berbicara. Seperti akhir-akhir ini dia meminta Dorna melepas elektronik jika disetujui. Jack Miller adalah pembalap Ducati ( mesin V-4) yang sangat tertekan di Assen, setiap kali dia bertarung dengan Suzuki atau Yamaha. Ungkapan polos dan terlihat lucu nya adalah :
“Aku menggunakan siku, betis, kaki, semuanya ( anggota tubuh pembalap saat menikung). Namun ( pembalap Yamaha dan Suzuki) bisa duduk di tengah jok motor dan hanya memutar setang dan benda itu ( motor Yamaha dan Suzuki, sudah berbelok dengan mudahnya) bagi mereka.”
Miller mungkin terkesan melebih-lebihkan keuntungan mesin Inline-4 yang dinikmati oleh Yamaha-Suzuki. Namun dari penjelasan tentang perpaduan ilmu inersia crankshaft dan sasis diatas, kita akan paham kenapa pembalap Ducati itu tertekan atau stres berat !. Itulah ‘Inersia Crankshaft’ rahasia cornering speed inline-4 engine…..
RiderTua.com - Toyota dan sejumlah merek otomotif di Indonesia menghadirkan sejumlah produk terbaiknya kepada konsumennya. Dari tahun ke tahun, makin…
RiderTua.com - Toyota baru saja mengumumkan kenaikan harga mobilnya di Indonesia. Mungkin ada yang menganggap hanya beberapa model saja yang…
RiderTua.com - Penjualan Great Wall Motor di Indonesia memang baru dimulai, dengan model dari Haval dan Tank yang dihadirkan terlebih…
RiderTua.com - GWM Tank 500 menjadi satu dari beberapa mobil terbaru yang dihadirkan oleh Great Wall Motor di Indonesia melalui…
RiderTua.com - Fabio Quartararo dengan terang-terangan mengakui bahwa meski memiliki kontrak untuk musim ini di akhir 2023 lalu, dia sama…
RiderTua.com - Neta sempat mempertimbangkan untuk menghentikan penjualan model V. Jelas dengan dirilisnya V-II yang merupakan model facelift, model lamanya…
Leave a Comment