RiderTua MotoGP – Alex Rins finis di urutan keempat di GP Catalunya. Pebalap Spanyol berusia dua puluh tiga tahun itu kecewa karena dia tidak naik podium di balapan rumahnya. Lagi pula, beberapa orang menganggapnya sebagai salah satu pesaing utama untuk kemenangan.. Namun ada fenomena teknis yang menjadi catatan Rins. Ada efek buruk Slipstream di belakang Ducati dan aerodinamika Suzuki Alex Rins harus di perbaiki…
Efek Buruk Slipstream di Belakang Ducati dan Aerodinamika Suzuki Alex Rins
Pasca balapan Rins berujar, “Aku berharap begitu. Para insinyur menganalisis banyak data, motor kami menghangat (suhu mesin naik) saat di belakang (motor Ducati) Petrucci, tekanan ban langsung meningkat, mungkin kami punya banyak masalah dengan rem dan pengendalian motor.”
Itu artinya berada di belakang motor lain ada efek buruk buat motornya… Rins kemudian berpendapat bahwa jika dia tidak buang waktu di belakang motor Ducati Petrucci hampir pasti bisa sambangi podium. Selain solusi aerodinamika perbaikan kecil dalam elektronik, sasis baru adalah perubahan terbesar pada GSX-RR-nya untuk mengatasi masalah ini.
Downforce dan Aerodinamika
Saat ini peracik motor prototipe lebih banyak membicarakan aerodinamika dalam beberapa tahun terakhir. Semakin kencangnya motor (kini 1000cc) membuat mereka menyiasatinya dengan menambah downforce. Selain itu aerodinamika adalah cara yang baik dan relatif murah untuk meningkatkan penghematan( efisiensi) bahan bakar.
Downforce adalah kondisi ketika udara melewati motor dan mendorongnya ke tanah. Kekuatan vertikal meningkat pada ban dan akibatnya menghasilkan cengkeraman yang lebih besar. Desain aerodinamis tertentu dapat menambah atau mengurangi downforce dan bahkan memfokuskannya di tempat-tempat tertentu ( Ducati ahlinya). Secara teoritis pada kecepatan tinggi, kekuatan yang mendorong udara turun begitu besar sehingga melebihi bobot motor itu sendiri.
Kelemahan downforce
Namun, ada kelemahan dari downforce itu sendiri jika tidak tepat penerapannya. Bahkan downforce tinggi menyebabkan hambatan aerodinamis sehingga mengurangi kecepatan puncaknya (top speed). Nah tugas insinyur adalah menyeimbangkannya, punya daya cengkeram yang cukup saat menikung (cornering) tetapi tidak kehilangan kecepatan terlalu banyak di trek lurus.
Keuntungan Slipstream
Dari pemaparan masalah downforce dan fungsi aerodinamika motor tadi jelas bahwa : Semakin banyak downforce motor akan semakin lambat di trek lurus, dan dengan teknik slipstream (berada di belakang motor lain) banyak memiliki keuntungan.. Motor yang didepan mendapat beban dari hambatan aerodinamis, sementara yang di belakang menikmati kurangnya terpaan angin dan pengurangan drag. Akibatnya kecepatannya lebih tinggi.
Kerugian Slipstream
Aerodinamika motor yang bagus akan menciptakan udara yang sangat bergejolak di belakang mereka, atau dikenal sebagai “udara buruk.” Ketika sebuah motor mengikuti dibelakangnya aerodinamika nya sendiri akan terganggu. Downforce akan menurun secara signifikan. Turbulensi saat berada di tikungan, jauh lebih buruk ketika mengikuti motor lain. Membuat lebih sulit untuk memprediksi perilaku motor kita (susah dikendalikan).
Kesimpulan
Efek buruk Slipstream dihasilkan oleh motor dengan aerodinamika bagus ( Ducati). Sehingga pebalap harus waspada jika dibelakang motor seperti Ducati ( yang jago dalam olah aerobodi motor). Alih-alih mendapatkan keuntungan “suntikan” top speed justru mengganggu performa motor seperti performa ban, rem bahkan suhu mesin.. Yang mengganggu pengendalian motor setelah mendapat kesempatan “mencuri” angin.. “Ingat! Slipstream bukan semata-mata karena ada niat dari pebalapnya, tetapi juga karena ada kesempatan.. Waspadalah !
Referensi :
- thenewswheel.com
- tuttomotoriweb.com(20/06/19)
- ridertua.com (22/06/19)