Dolar Terus Ngamuk Pemerintah Kurangi Impor CBU

RiderTua Auto – Saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar sudah di posisi Rp 14.700. Kondisi neraca perdagangan Indonesia yang terus mengalami pelemahan disinyalir menjadi salah satu penyebabnya. Selain isu global yang juga mempengaruhinya. Salah satu sektor yang paling terpengaruh yaitu sektor otomotif. Imbas Dolar Terus Ngamuk Pemerintah Kurangi Impor CBU..

Baca juga: Beda Blog “CBU” dan Blog “CKD”…. Kasih Tau gak yaaaa…???

Impor Kendaraan CBU Dibatasi

Saat ini pada semester pertama tahun 2018, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit hingga US$ 500 juta. Akhirnya pemerintah memutuskan untuk melakukan pengendalian impor kendaraan CBU (completely build-up). Dan lebih fokus untuk menggenjot ekspor kendaraan produksi Indonesia.

Namun jangan sensi dulu, yang dibatasi impor CBU ini hanya cenderung bagi mobil-mobil mewah saja pada semua tipe. Untuk jenis kendaraan lain, impor masih dibuka lebar. Kenapa ? Karena untuk menunjang kebutuhan logistik dan merupakan bagian dari pembangunan infrastruktur pemerintah yang dilaksanakan di seluruh penjuru Indonesia.

Bagaimana Prosedurnya ?

Bagaimana kalau importir mau impor mobil? Importir wajib mengajukan TPT (tanda pendaftaran tipe) yang ditujukan pada Dirjen Industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika (ILMATE). Para importir ini harus memaparkan rencana impor selama 1 tahun kedepan sejak pengajuan permohonan. Lalu pihak Dirjen akan melakukan ‘screening’ terhadap mobil mana saja yang bisa masuk ke Indonesia.

Pihak Dirjen juga akan mempertimbangkan pemberian lisensi terhadap perusahaan importir. Tak hanya itu, pihak Dirjen juga akan melihat apakah perusahaan importir ini melakukan investasi atau tidak. Jika investasinya sesuai maka pemerintah akan mempertimbangkan dan akan memberikan kemudahan importasi tetapi unitnya tetap dibatasi.

Selama periode Januari hingga Juni (semester pertama) 2018, Indonesia sudah melakukan impor CBU mobil baik penumpang maupun komersial sebanyak 59.115 unit. Jika pembatasan impor mobil ini dilakukan maka pemerintah akan menghemat devisa hingga US$ 700 juta hingga akhir 2018.