RiderTua Mobil – Kendaraan listrik saat ini sedang mengalami masa jayanya. Namun sebenarnya ada kendaraan ramah lingkungan lainnya yang bisa jadi alternatif lain. Yaitu adanya kendaraan fuel cell atau hidrogen. Tetapi ada satu masalah dari pengembangan fuel cell ini. Sehingga membuat Nissan dan Renault ‘angkat tangan’ kembangkan Fuel Cell.
Baca juga: ni Mobil Masa Depan Toyota Berbahan Bakar Hidrogen, Canggih
Sulit Untuk Dikembangkan?
Fuel cell merupakan sebuah perangkat yang dapat menghasilkan listrik dari reaksi kimia hidrogen yang ada di dalam tangki penyimpanan mobil. Selanjutnya energi yang dihasilkan digunakan untuk mengggerakkan motor listrik sehingga kendaraan bisa berjalan. Tenaga hidrogen dianggap lebih ramah lingkungan daripada listrik.
Meskipun ramah lingkungan, ada kekurangan dari tenaga ini. Yaitu biaya pengembangan serta produksinya menjadi sangat tinggi. Kalau melihat cara kerja tenaga hirdogen mampu menghasilkan listrik sangat rumit, apalagi untuk mengembangkan mesinnya saja. Selain itu, stasiun pengisian hidrogen juga tidak tersedia di jalanan. Yang ada hanyalah stasiun pengisian baterai listrik mobil.
Inilah yang menyebabkan produsen seperti Nissan dan Renault memutuskan untuk berhenti mengembangkan kendaraan bertenaga hidrogen yang bekerjasama dengan Daimler dan Ford. Padahal program tersebut sudah berjalan mulai dari tahun 2013. Saat itu Nissan dan Renault mengembangkan paket fuel cell sedangkan Daimler membuat sistem penghubungnya. Meskipun sudah berhenti mengembangkan teknologi kendaraan hidrogen, keempat produsen ini kini beralih ke program mobil listrik yang lebih menjanjikan.
Artinya, dengan dihentikannya program ini, Toyota menjadi pengembang kendaraan hidrogen nomor satu dan satu-satunya di dunia. Memang produsen Jepang ini sudah memiliki line-up mobil listrik. Walaupun begitu Toyota menargetkan penjualan 30 ribu unit kendaraan fuel cell pada tahun 2020.