RiderTua Mobil – Era kendaraan listrik semakin berkembang pesat di era milienium ini. Kendaraan semakin dibekali dengan teknologi yang kian canggih. Isu pencemaran lingkungan akibat asap kendaraan konvensional (bermesin BBM) semakin mengkhawatirkan untuk kelestarian bumi. Namun ada hal negatif yang dibawa seiring berkembangnya kebedaraan mobil listrik ini. Kendaraan listrik buat pengangguran makin banyak.
Baca juga: Kendaraan Listrik Membahana Perusahaan Minyak Merana
Bagai Makan Buah Simalakama
Peribahasa diatas kayaknya cocok deh untuk perumpamaan keadaan atau kondisi beberapa tahun kedepan. Semakin banyak produsen mobil membuat mobil listrik maka salah satu dampaknya adalah akan adanya PHK (pemutusan hubungan kerja) dengan jumlah tenaga kerja yang cukup besar. Kenapa ?
Sebuah studi yang dilakukan di Jerman oleh Fraunhofer Institute of Industrial Engineering merilis data bahwa jumlah pekerjaan di bidang industri otomotif Jerman ada sekitar 840 ribu. Untuk 210 ribu diantaranya, bekerja di bidang produksi mesin.
Untuk diketahui mobil listrik itu tidak lagi membutuhkan mesin beserta girboks-nya bukan ?Nah, inilah yang menyebabkan pabrik mesin berpotensi akan merumahkan sekitar 75 ribu pekerja. Pekerja-pekerja ini sudah tidak diperlukan lagi karena memang sudah tidak memproduksi mesin dan girbox lagi kan ?
Proses pembuatan mobil listrik memang 30 persen lebih cepat dibanding dengan mobil konvensional. Begitu juga dengan komponennya. Mobil listrik komponennya hanya 1/6 atau seperenam dari mobil konvensional.
Bernd Osterloh selaku perwakilan tenaga kerja VW (Volkswagen) mengatakan
“Tahun 2030 setiap pekerjaaan yang berkaitan dengan mesin mobil penumpang akan berdampak langsung atau tidak langsung akibat mobil listrik. Para politisi dan industri harus mengembangkan strategi menghadapi transformasi ini”
Ini artinya jika keberadaan mobil listrik semakin berkembang dan diminati, maka jumlah tenaga kerja yang akan jadi pengangguran akan bertambah banyak.