RiderTua.com – Lambatnya pengesahan regulasi kendaraan listrik oleh pemerintah Indonesia tampaknya memberi kesempatan bagi produsen mobil untuk melakukan penelitian lebih jauh. Yaitu mengenai mobil listrik yang sesuai dengan keadaan jalan di Indonesia juga kriteria ideal bagi pemerintah. Inikah tipe mobil listrik yang cocok untuk Indonesia ?
Baca juga: Mobil Listrik Buatan Kroasia Ini Kecepatannya Gile Bener
Plug-In Lebih Cocok
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyarankan tipe mobil listrik yang cocok untuk Indonesia yaitu berjenis plug-in dan bukannya hybrid atau 100 persen listrik. Karena infrastruktur pendukung seperti SPLU belum banyak tersedia disini.
Mobil plug-in merupakan green car yang tidak menggunakan bensin untuk kerja mesinnya. Mesin plug-in memiliki combustion engine yang hanya digunakan sebagai generator untuk menghasilkan tenaga listrik. Dengan kata lain, mobil plug-in masih membutuhkan BBM, namun hanya untuk menggerakkan generator sehingga bisa menghasilkan listrik bukan untuk menggerakkan mesin mobil.
Mobil plug-in ini juga bisa difungsikan sebagai genzet. Ini dibuktikan saat Jepang mengalami bencana gempa bumi beberapa tahun yang lalu. Akibat gempa itu listrik padam dimana-mana. Mobil plug-in inilah yang kemudian bisa membantu warga untuk penerangan sementara dan menyalakan beberapa peralatan rumah tangga.
Ini jelas beda dengan power drive yang 100 persen menggunakan motor listrik. Mobil listrik untuk saat ini memang susah dikembangkan disini, infrastrukturnya belum mendukung.
BBM Alternatif
Saat ini sedang dikembangkan BBM terbarukan. Airlangga mengatakan BBM fosil bisa diganti dengan energi terbarukan, seperti minyak dari sisa kelapa sawit, minyak dari pohon jarak dan yang terbaru minyak yang dihasilkan dari alga. Sampai saat ini masih diteliti dan diujicobakan di Pelalawan Riau untuk menyesuaikan kendaraan plug-in dengan bahan bakar yang bisa diperbarui ini.
Selain ramah lingkungan, dengan adanya mobil plug-in mungkin bisa menjadi jawaban akan terbatasnya infrastruktur pendukung kendaraan listrik di Indonesia. Walaupun demikian, rasanya proyek pengadaan SPLU harus tetap dijalankan agar memudahkan masyarakat mengisi kembali tenaga mobil listriknya di kemudian hari. Ketika mobil listrik sudah terealisasi paling lambat tahun 2025 nanti, maka 20 persen jalanan di Indonesia sudah pasti dipenuhi mobil listrik.