RiderTua.com – Ban belakang yang berputar selama latihan start sudah menjadi hal yang sering terjadi di MotoGP musim ini. Hal ini terjadi ditengarai ada hubungan antara putaran roda ketika start dan perangkat holeshot depan, dimana hal ini dikonfirmasi di GP Thailand.
Usai latihan start hari Jumat, Jack Miller mengatakan, “Kami hanya ingin mencoba perangkat holeshot 110. Sejujurnya saya bukan penggemar berat perangkat 110, karena begitu kita meletakkan bagian depan motor serendah itu maka bagian belakang akan langsung berputar.”
Buriram menjadi wet race pertama musim ini dan beberapa pembalap memilih untuk tidak mengaktifkan perangkat depan sama sekali, dengan harapan mendapatkan cengkeraman awal yang lebih baik dari bagian belakang.
Ada 4 Opsi Holeshot Depan di MotoGP dan Mengubah Motor Menjadi Dragster

Enea Bastianini mengungkapkan, “Saya tidak menggunakan perangkat depan saat start, karena tim mengatakan kepada saya sebaiknya tidak menggunakannya, karena kita bisa berputar dengan perangkat depan. Namun pada akhirnya, pembalap yang menggunakan perangkat depan lebih kompetitif saat start.”
Dalam kondisi cengkeraman tinggi, batas performa selama start adalah jumlah wheelie, oleh karena itu menurunkan motor serendah mungkin (depan dan belakang) akan bermanfaat. Perbedaan kemampuan menurunkan tidak hanya bergantung pada pabrikan tetapi juga spesifikasi motor, dengan Ducati GP24 spek pabrikan memiliki sistem start yang lebih rendah ketimbang GP23.
Namun saat tingkat cengkeraman berkurang karena lintasan kotor atau permukaan basah, keseimbangan beralih dari mengendalikan wheelie menjadi putaran roda. Terutama dengan motor MotoGP yang sekarang turun sangat rendah dan mengurangi pemindahan berat ke belakang.

Di Sepang, Miller mengungkapkan bahwa KTM memiliki beberapa panjang kompresi untuk perangkat holeshot depan agar sesuai dengan tingkat cengkeraman yang berbeda. “Ini berkaitan dengan bagian depan, tentu saja dengan start device depan. Jadi, kami hanya bermain dengan panjang langkah yang berbeda. Menurut saya, kami memiliki empat pilihan yakni 110, 100, 90, lalu 80 dan ini hanya masalah memahami apa yang akan berhasil,” jelas rider pabrikan KTM itu.
Miller menambahkan bahwa dalam kondisi cengkeraman tinggi, pembalap akan membentur benda itu seperti pembalap drag. Namun dalam kondisi cengkeraman rendah, pembalap ingin membalap dengan lebih banyak beban di bagian belakang. “Jadi kembali ke katakanlah 80 atau 90. Ini hanya memahami apa yang berhasil di trek itu, dengan memilih tempat terkotor di grid dan melihat apa yang bisa kita lakukan,” imbuh rider asal Australia itu.
Tindakan penyeimbangan antara jatuhnya roda depan dan putaran roda itu mungkin juga menjelaskan, mengapa Jorge Martin dan Pecco Bagnaia mengalami kesulitan dengan latihan start yang buruk tetapi biasanya mereka meluncur sempurna pada waktu balapan.
Di Sepang, Miller juga mengungkapkan bahwa dia menerima modifikasi pada perangkat rear ride-height yang dipasang agar mulus saat memasuki lintasan lurus yang panjang. “Kami mendapat pembaruan pada ride-height device akhir pekan ini, sesuatu yang kami minta di Phillip Island tahun lalu. Jadi kami mendapat pembaruan dengan dua balapan tersisa,” jelas Miller.
“Itu hanya dapat berfungsi dengan kecepatan sedikit lebih tinggi, mencoba memperlambat perangkat ride-height untuk membantu kami tidak membebani ban secara berlebihan saat keluar tikungan. Rasanya sangat menyenangkan saat memasuki kedua lintasan lurus,” imbuh calon pembalap Pramac Yamaha itu.

Semua perangkat start (holeshot) dan ride-height akan dilarang berdasarkan aturan teknis yang baru untuk 2027. “Saya pasti akan merindukannya saat start. Perangkat tersebut benar-benar mengubah motor menjadi dragster. Kenyataannya, mereka sangat rendah sehingga semuanya hampir menyentuh aspal. Dan kita dapat menggunakan lebih banyak power sekarang,” ujar Brad Binder.
“Jika kita melihat kembali saat kita biasa meluncur tanpa perangkat, dan dengan perangkat tersebut, dalam 3 detik kita memangkas waktu 0,5 detik dari 0-100 km/jam. Gila! Jumlah waktu yang telah kita libas karena perangkat tersebut sungguh ‘gila’. Tetapi jika melepasnya sama untuk semua rider, itu tidak terlalu banyak berubah,” pungkas rider KTM asal Afrika Selatan itu.