RiderTua.com – Musim lalu, Joan Mir mengalami down dan menurut pengakuannya sendiri, mentalnya hancur total sebagai pembalap pabrikan Repsol Honda. “Saya tidak bisa menerima situasiku. 5 tahun sebelumnya, saya dua kali menjadi juara dunia dan tiba-tiba saya tidak lagi mempunyai peluang untuk mencapai posisi teratas. Saya tidak bisa mengatasi rasa frustrasi dan tidak lagi menemukan motivasi yang saya butuhkan,” ungkap Juara Dunia Moto3 2017 dan Juara Dunia MotoGP 2020 itu.
Mir memulai karir balapnya pada 2015 di tim milik mendiang Stefan Kiefer. Kini berada di posisi yang berbeda, rider berusia 25 tahun itu menjelaskan bahwa dirinya berada dalam kondisi mental yang sangat berbeda hari ini. Dia harus belajar mendapatkan motivasi dari faktor lain. Dan dia yakin bisa melakukannya sekarang.
Joan Mir : Untuk 2025 Sudah Punya Opsi Tapi Tak Mau Terburu-buru

Joan Mir mengatakan, “Jika saya kalah 20 detik dari pemenang di Jerez, langkah saya selanjutnya adalah mengurangi gap tersebut menjadi 15 detik. Itulah motivasi saya. Terutama ketika saya melihat betapa keras dan penuh semangat orang-orang yang bekerja di Honda sehingga kita bisa mencapai target ini bersama-sama.”
Soal regulasi MotoGP baru yang banyak diperbincangkan, mantan pembalap Suzuki itu menegaskan bahwa pembalap menjadi faktor penting yang lebih besar lagi. Saat ini pembalap cepat berkat bantuan sejumlah perangkat, semua pembalap dapat berakselerasi atau mengerem dengan baik.
“Berkat aerodinamis, setiap rider memiliki grip yang baik. Jika faktor-faktor ini hilang, akan menjadi jelas, siapa yang mampu menangani motor cepat ini dengan lebih baik,” imbuh rekan setim Luca Marini itu, menjelang balapan akhir pekan di Le Mans.
Bagaimana dengan masa depannya untuk musim 2025? “Untungnya, saya sudah mempunyai beberapa opsi. Namun saya tidak mau terburu-buru dalam mengambil keputusan. Saya menantikan langkah-langkah pengembangan saat ini bersama Honda dan saya lebih optimis dari sebelumnya,” pungkas Mir.