RiderTua.com – Lin Jarvis mengakhiri karir panjangnya sebagai manajer tim Yamaha MotoGP pada akhir 2024, setelah menjadi bagian dari proyek balap mereka sejak 1998. Pada masa jabatannya, bos balap asal Inggris itu mengalami masa-masa kejayaan ketika Valentino Rossi mendominasi dengan M1, kebangkitan Jorge Lorenzo dan persaingan panas antara keduanya serta kemenangan gelar yang diraih Fabio Quartararo pada 2021. Mulai 2025, Jarvis digantikan oleh Paolo Pavesio.
Namun dalam 2 tahun terakhir Yamaha mengalami masa yang sulit. Setelah memenangkan gelar pada 2021, performa mereka merosot tajam bahkan tidak pernah naik podium sepanjang musim 2024.
Lin Jarvis : Impianku Yamaha Meraih 10 Gelar MotoGP dan 2 Diantaranya Diraih Fabio Quartararo
Meski begitu Lin Jarvis meninggalkan ‘warisan’ yang berharga bagi Yamaha. Dia berhasil memperpanjang kontrak Fabio Quartararo dan Alex Rins untuk 2 tahun kedepan, membawa kembali struktur tim satelit dengan kerjasama dengan Pramac untuk 2025 dan merekrutan personel kunci untuk mendukung upaya kebangkitan Yamaha.

Dalam sebuah wawancara, Jarvis mengakui bahwa kegagalannya memenangkan lebih banyak gelar bersama Quartararo adalah mimpi yang tidak terwujud. Namun dia mengakhiri kariernya dengan perasaan bahwa dia berhasil ‘menyelesaikan’ pekerjaannya dengan baik.
“Sejak kami memenangkan gelar terakhir pada 2021, saya pribadi bahkan tidak berpikir kami akan sangat kesulitan dalam beberapa tahun terakhir. Saya berharap selama karier saya, setidaknya saya memenangkan dua gelar lagi bersama Fabio Quartararo. Impian saya meraih 10 gelar. Sayangnya, pada pertengahan tahun 2022 kami segera menyadari bahwa Ducati berkembang sangat pesat dan kecepatan pengembangan serta performa mereka tidak dapat kami imbangi,” jelas Jarvis.
Awal tahun 2022, Yamaha mulai menghadapi masalah. Kemudian pada 2023, Yamaha bekerjasama dengan mantan kepala mesin Formula 1 Luca Marmorini yang membantu Yamaha memperbaiki area mesin. “Sejak saat itu, kami mulai membangun kembali karena Ducati, KTM dan Aprilia berkembang sangat pesat sementara di sisi lain Honda tetap stagnan. Jadi untuk mengejar ketertinggalan, kami harus banyak berinvestasi,” jelas Jarvis.
Jarvis mengaku lega, meninggalkan Yamaha dengan fondasi yang lebih kuat untuk masa depan Yamaha. “Pada 2023 kami membuat banyak perubahan. Saya sangat senang bisa pensiun pada akhir tahun ini. Karena jika saya pensiun pada akhir tahun lalu, saya akan merasa bahwa saya belum menyelesaikan pekerjaan. Tetapi kami telah melakukan lebih perubahan tahun ini,” pungkas Lin Jarvis.