RiderTua.com – Tes rider Ducati Michele Pirro mengeluarkan predisi suram terkait peluang juara bertahan Pecco Bagnaia meraih gelar dunia MotoGP ketiganya berturut-turut musim ini. Pembalap pabrikan Ducati itu menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan gelarnya pada balapan final musim ini di Barcelona. Dengan tertinggal 24 poin dari Jorge Martin, Bagnaia ibarat harus mendaki Gunung Everest untuk mencapai gelar.
Martin yang tampil sangat konsisten sepanjang musim, memiliki keunggulan besar. Bahkan, dia sudah bisa mengunci gelar juara pada sprint race hari Sabtu. “Peringkat tidak berbohong. Jorge punya peluang jauh lebih tinggi daripada Pecco. Keunggulan 24 poin adalah keuntungan besar. Kalau Bagnaia ingin juara, dia harus melakukan keajaiban. Jika Martin siap, Bagnaia harus ‘mendaki Everest’. Tidak ada yang bisa dikatakan terhadap Martin, dia tetap fokus dari balapan ke balapan dan membuat lebih sedikit kesalahan daripada Bagnaia,” ujar Pirro.
Michele Pirro : Demi Juara Dunia Pecco Harus ‘Mendaki Everest’

Francesco Bagnaia berhasil meraih 10 kemenangan musim ini, tapi Michele Pirro menyebut bahwa Martin berhasil belajar dari kesalahan dan menunjukkan fokus yang luar biasa sehingga mampu memberikan tekanan besar bagi Bagnaia.
Pirro yang akan membalap di GP Barcelona akhir pekan ini untuk menggantikan Fabio di Giannantonio (tim VR46) yang cedera, juga fokus pada pengembangan Ducati GP25 yang akan dipakai Bagnaia dan Marc Marquez tahun depan. Meskipun motor tersebut telah mendapatkan sejumlah peningkatan, Pirro menyebut Barcelona sebagai tes yang penting untuk memastikan performa terbaiknya.
“Desmosedici GP25 memiliki beberapa peningkatan, tetapi berdasarkan basisnya yang sangat baik, meningkatkan motor bukanlah hal yang mudah. Setelah tes yang dilakukan di Misano dan Jerez, akan menarik untuk menjajalnya di Barcelona, trek dengan cengkeraman yang tidak terlalu baik. Karena kami semua ingin memastikan langkah yang kami cari,” ungkap Pirro.
Dengan jarak poin yang sulit dikejar dan performa Martin yang tak tergoyahkan, Barcelona menjadi ajang penentuan bagi Bagnaia. Apakah dia mampu menciptakan ‘pendakian Everest’ dan mempertahankan gelar juaranya?