RiderTua.com – Setelah meraih podium MotoGP pertamanya di Phillip Island, Fabio Di Giannantonio mengungkapkan bahwa dia akan menonton balapan tersebut sebanyak 50 kali. “Mungkin tidak ada 50, tapi 49. Tidak. Jujur saja, begitu kita kembali ke apartemen bersama tim, saya langsung berkata, ‘Teman-teman, sekarang kita nonton balapannya’. Dan mereka berkata, ‘Ayolah, akhir pekan sudah berakhir’. Tapi tidak, aku bersikeras,” ujar Diggia.
Pembalap berusia 25 tahun itu menambahkan, “Saya sangat menikmatinya. Ketika kita melihat diri kita di atas podium, itu pasti membuat kita bangga. Ini juga merupakan momen untuk melihat, apa yang telah kami lakukan dengan baik dan apa yang sedikit lebih buruk serta apa yang dapat kami tingkatkan di masa depan. Pada akhirnya kami profesional, kami harus selalu menganalisis dan berusaha berbuat lebih baik untuk masa depan. Tapi itu jelas merupakan momen yang menyenangkan bagi kami.”
Fabio Di Giannantonio : Ke Honda? Tunggu 2 Pekan Lagi
Apa yang dipelajari Fabio Di Giannantonio dari para pembalap terbaik dalam perebutan podium? “Kita belajar banyak. Zarco misalnya, melakukan pekerjaannya dengan sempurna di Phillip Island dan tetap sangat tenang mirip dengan Pecco, tetapi Zarco sedikit lebih baik dan dia menang. Dia melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam mengelola ban belakang. Dia selalu pandai bekerja dengan bagian belakang motor. Dari segi traksi dan keluar tikungan, dia salah satu pembalap Ducati terbaik atau bahkan mungkin yang terbaik,” ujar pembalap Gresini Ducati itu.
Diggia melanjutkan, “Saya sangat senang berada di sana, saya ingin menunjukkan banyak hal dan berusaha keras di awal. Pada akhirnya, saya memiliki sedikit sisa dibandingkan dengan mereka. Berada di belakang mereka dan melihat bagaimana mereka bekerja dengan tubuh mereka di atas motor, bagaimana mereka menggunakan motor dan juga melihat balapan dari luar membuat kami bisa memahami banyak hal.”

Di GP Thailand semuanya dimulai lagi dari awal. Zarco khususnya, masih jelas bisa merasakan kelegaan usai meraih kemenangan perdananya di kelas MotoGP. “Saya bisa membayangkan, dia menunggu lama untuk kemenangan ini, itu juga bisa menjadi beban. Tapi bagi saya tidak seperti itu, bagiku podium hanyalah sebuah tujuan yang tercapai,” kata Di Giannantonio.
Pembalap asal Roma Italian itu menjelaskan, “Tentunya menjadi momen dan kenangan yang membuat saya bangga. Namun saya juga melihatnya sebagai sebuah langkah dan sesuatu untuk terus berkarya di masa depan. Ini bukanlah pencapaian akhir dan tidak ada beban yang terangkat dari pundak saya. Kami baru saja melakukannya, kami memahami dan menganalisisnya sekarang dan kami harus bekerja lebih keras lagi.”
Manajernya Diego Tavano, sedang dalam negosiasi untuk 2024. Di sela-sela GP Australia, Diggia sempat bercanda bahwa sejauh ini dia baru mendapat satu tawaran dari salah satu tim. Kini terdengar peluangnya di Repsol Honda semakin besar.
Namun ketika ditanya tentang perkembangannya, pada hari Kamis di Buriram Diggia meyakinkan, “Jujur, saat ini ada perkembangan. Menurutku kita akan tahu lebih banyak dalam dua pekan ke depan,” ungkapnya.
Mendapat podium akan membantu dalam hal negosiasi ini. “Saya harap begitu. Jika manajer kita harus memperkenalkan kita di suatu tempat, tentu lebih baik jika ada podium. Jadi saya berusaha membantunya semaksimal mungkin, sehingga dia bisa membantuku menemukan tempat yang bagus untuk tahun depan,” pungkas Diggia sambil tersenyum.