Categories: MotoGP

Pecco Bagnaia Terjebak dalam Politik Ducati?

RiderTua.com – Setidaknya selama 24 jam atau hanya satu malam, Jorge Martin merebut keunggulan sebagai pemimpin klasemen dari Pecco Bagnaia yang notabene merupakan juara bertahan MotoGP sekaligus rekan semereknya di Ducati. Rider murid VR46 Riders Academy itu menjadi korban politik di Borgo Panigale.

“Fase pengereman adalah kekuatan Ducati, jika kita bisa menggunakannya secara maksimal, kita bisa menghancurkan siapa pun seperti yang dilakukan Bagnaia dan (Marco) Bezzecchi. Jorge juga melakukannya sekarang dan memiliki cornering speed yang luar biasa,” analisa Johann Zarco (rekan setim Jorge Martin di Pramac), tanpa sengaja mengungkapkan sisi lain dari politik Ducati. Seperti diketahui, Gigi Dall’Igna (bos balap Ducati Corse) mengizinkan setiap pembalap Ducati mengakses data dari 7 rekan mereknya.

Pecco Bagnaia Terjebak dalam Politik Ducati?

Pintu mentalitas terbuka yang tidak hanya memastikan kedelapan pembalap Ducati akan berada di grid dengan set-up yang kompetitif, tetapi juga memungkinkan mereka membagi pekerjaan di sesi latihan hari Jumat. Bagnaia terdengar lebih dari sekali. “Hari ini saya berkonsentrasi pada elektronik, yang lain menguji ban. Langsung setelah para insinyur mengevaluasi data mereka,” ujar Francesco Bagnaia.

Karena Ducati menghadirkan mesin yang sangat mirip ke trek, berbeda dengan cara tim satelit biasa menanganinya di masa lalu, mereka dapat bekerja secara paralel. Sebuah metode yang tidak hanya mengumpulkan banyak data berguna bagi para insinyur, tetapi juga menempatkan kedelapan motor Borgo Panigale pada posisi kompetitif. Pada saat Desmosedici adalah motor terbaik di lintasan, hal ini mengarah pada dominasi yang kita lihat di setiap balapan akhir pekan.

Pecco Bagnaia – Jorge Martin

Namun kembali ke komentar Zarco. Jika dipikir-pikir, ‘sistem sempurna’ ini sangat baik untuk 7 dari 8 pembalap Ducati. Tapi bagi yang lain terutama bagi yang tercepat, itu bisa menjadi jebakan.

Seberapa sering terdengar di masa lalu, bahwa Pecco Bagnaia membuat perbedaan pada rem dibandingkan armada Ducati lainnya? Baik sang juara dunia sendiri maupun rekan semereknya sependapat dengan hal ini, terutama Jorge Martin. “Dari data telemetri kita dapat melihat bahwa Pecco sangat kuat dalam mengerem. Saya tidak mampu melakukan apa yang dia lakukan,” ungkap pembalap Pramac itu mengakui saat ditanya soal performa superior Bagnaia di motor yang sama.

Namun seperti yang diketahui Zarco dengan tepat, Martin belajar dari situ. Hal ini pasti terjadi ketika kita dapat menganalisis data pembalap terkuat setelah setiap sesi dan melihat dengan tepat di area mana kita kalah darinya. Pada titik tertentu, seorang pembalap berbakat akan belajar melakukannya sebaik mungkin. Mungkin bukan pada percobaan pertama, mungkin tidak setelah percobaan kesepuluh, tetapi cepat atau lambat. Martin berhasil melakukan hal itu dan keunggulan Bagnaia pun menguap.

Apa yang memungkinkan hal ini terjadi adalah kebijakan jelas Ducati yang menunjukkan segalanya kepada semua orang. Jika rival yang harus dikejar Martin adalah menunggangi Yamaha, KTM atau pabrikan lainnya, dia tidak akan memiliki ‘peta harta karun’ di hadapannya setelah melakoni setiap sesi.

Namun seberapa sering di masa lalu terjadi konflik terkait pertukaran data? Para pembalap hebat selalu sulit dikalahkan dan selalu berusaha menyembunyikan data mereka dari pengintaian lawan. Ada pula yang memaksakan hal ini dengan ‘tangan besi’. Tapi Dall’Igna tidak memberi mereka pilihan. Setelah pengalaman dengan Andrea Dovizioso, insinyur jenius asal Italia itu khawatir akan ada satu lagi pembalap pemenang yang bisa ‘memeras’ dirinya. Dan apakah Dall’Igna kini memiliki 5 pembalap yang bisa menjadi juara bagi skuat asal Borgo Panigale atau tidak?

Tags: Ducatimotogp
Mimi Carrasco

Leave a Comment

Recent Posts

Wuling Cloud EV Tanpa Sunroof Seperti Alvez

RiderTua.com - Wuling Cloud EV menjadi pelengkap mobil listriknya di Indonesia setelah merilis Air EV dan Binguo. Model ini memiliki…

5 Mei 2024

Seres E1 yang Terjual Ratusan Unit, Tapi Jarang Terlihat di Jalan

RiderTua.com - Seres E1 menjadi salah satu mobil listrik yang dijual di Indonesia ketika pasarnya pertama kali dimulai disini. Meski…

5 Mei 2024

Aleix Espargaro Kesal : Zarco Harus Lebih Respect

RiderTua.com - Aleix Espargaro sangat tidak senang bersenggolan dengan Johann Zarco di GP Spanyol. Pertarungan mereka di Jerez berakhir ketika rider…

5 Mei 2024

Antrian Pesanan Toyota Vellfire Kini Mencapai Enam Bulan!

RiderTua.com - Toyota Alphard dan Vellfire di Indonesia kini mendapatkan model generasi terbarunya setelah sekian lama. Kedua mobil MPV mewah…

5 Mei 2024

Status Quo Kontrak Pembalap MotoGP : Ducati Panas..!

RiderTua.com - Sudah ada beberapa perubahan di bursa transfer fase awal MotoGP musim 2024. Saat ini 16 dari 22 pembalap…

5 Mei 2024

Skutik Italia yang Klasik, Lambretta Resmi Rilis G350 Series II

RiderTua.com - Lambretta, merupakan pabrikan motor asal Italia yang punya desain skutik klasik legendaris. Baru-baru ini mereka telah meluncurkan skutik…

5 Mei 2024