RiderTua.com – Ibarat kata Pecco Bagnaia memberi hadiah kepada Martin atas kejatuhannya di GP India, “Saya meminta maaf kepada tim, itu kesalahan saya,” katanya.. Bagnaia merasa bertanggung jawab atas kesalahan jatuhnya dalam balapan tersebut. Namun dia sama sekali tidak berniat menyerah dan kini menyambut GP Motegi untuk menebus kesalahannya. Pemilihan ban hard memang tidak sepenuhnya salah, karena meskipun ban medium cocok buat Martin, namun tidak dengan Pecco.
Kesalahan luar biasa yang dilakukan Francesco Bagnaia pada balapan MotoGP di India, tidak membuatnya putus asa, masih ada kesempatan untuk bangkit. Saat berada di lap ke-14 dan baru saja menyalip Jorge Martin, serta mengambil posisi kedua, dia jatuh dan benar-benar mengejutkan. Dia merasa bertanggung jawab penuh karena membuang poin-poin yang sangat penting dalam perebutan gelar dunia. Sekarang jarak Jorge Martin hanya -13 poin, sedangkan pemenang balapan (Marco Bezzecchi) berada di -44 poin dan juga percaya akan bisa merebut gelar.
Pecco Bagnaia Meminta Maaf kepada Tim
Balapan Minggu di India menjadi hal yang harus dilupakan bagi pembalap resmi Ducati yang mengaku melakukan kesalahan dan menjelaskan secara detail apa yang terjadi.. “Saya meminta maaf kepada tim, karena saya melakukan kesalahan objektif. Saya berada di batas kemampuan saya, kami tidak dapat menemukan keseimbangan yang tepat akhir pekan ini. Ban medium di bagian depan memberi cengkeraman lebih besar, namun kami tidak dapat melakukannya karena reaksi motor yang diberikan kepada saya saat melakukan pengereman. Saya memilih ban tipe hard (keras) dan sebelum crash itu berfungsi dengan baik. Saya ingin mengerem sekuat tenaga, seperti yang saya lakukan sepanjang balapan, karena suhu ban itu sangat tinggi dan satu-satunya cara adalah dengan menekan seperti itu. Saat roda kembali sejajar, saya kehilangan cengkramannya. Saya sangat menyesal, meskipun ada kesulitan, kami akan finis kedua. Bezzecchi tidak bisa dikejar. Saya mencobanya dan akhirnya saya terjatuh,” katanya kepada media Sky Sport MotoGP..

Pecco membuat perbandingan dengan masa lalu ketika berbicara tentang crash di Sirkuit Internasional Buddh ini… “Saya membandingkan crash hari ini dengan crash di Misano 2021. Di sana saya dipaksa untuk menang dan untuk itu saya harus memasang ban tipe hard (keras), bahkan jika tidak ada suhu yang ideal untuk menggunakannya. Satu-satunya cara adalah memacu dengan kuat dan yang diperlukan hanyalah pengereman yang sedikit lebih lembut di tikungan Quercia dan kemudian terjadilan crash di Misano 1. Kurang lebih hari ini serupa. Namun, saya menyalahkan diri sendiri ketika saya terjatuh, kecuali di Barcelona, di mana saya tidak bisa berbuat banyak. Hari ini sepenuhnya salah saya.”
Namun Pecco tidak menyerah, dia memiliki keinginan besar untuk finis di depan Martin, tetapi dia akhirnya kehilangan lebih banyak poin… “Kami menerima risikonya, karena kami telah kehilangan poin selama beberapa akhir pekan dan sangat penting untuk menemukan solusi. Kami harus finis di depan dan untuk mencoba bertarung, saya memilih ban hard (keras), yang saya sukai. Kecuali saya sudah berada di batas dengan perilaku membalap selama akhir pekan. Pada akhirnya risiko balapan dengan ban keras terbayar, Jorge Martin memilih ban belakang medium dan menurut saya itu bukan pilihan terbaik, meski pada akhirnya mereka benar”.
Terakhir, pembalap Ducati itu menunjukkan keinginan besar untuk menebus kesalahannya dan akan mendapat kesempatan di akhir pekan depan di Motegi – Jepang… “Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, kita tidak boleh menyerah. Kami akan kembali ke tempat yang kami inginkan,” pungkasnya..