RiderTua.com – Pada MotoGP musim 2023, untuk pertama kalinya tekanan ban depan akan dipantau menggunakan sensor standar buatan LDL. Sejak GP Silverstone (6 Agustus), penalti telah diberlakukan jika batas tekanan ban minimum yang ditentukan oleh Michelin tidak terpenuhi.
Nilai target untuk ban depan ditetapkan pada 1,88 bar (tetapi mungkin sedikit berbeda tergantung pada trek), harus dipertahankan lebih dari 30 persen waktu dalam sprint (15 lap atau kurang) dan di Grand Prix (lebih dari 15 lap) lebih dari 50 persen.
Karena sistem ini masih baru dan diperkenalkan selama musim yang sedang berlangsung, tidak ada diskualifikasi hingga pemberitahuan lebih lanjut. Sebaliknya, steward FIM MotoGP menyetujui hukuman tambahan berupa penalti waktu yang akan ditambahkan setelah balapan.
Usai GP Catalunya, pertama kali terjadi pelanggaran Pasal 2.4.4.9 tentang Peraturan Kejuaraan Dunia Grand Prix FIM ketika tekanan ban pembalap pabrikan Aprilia Maverick Vinales berada di bawah parameter yang direkomendasikan pemasok ban (Michelin) pada balapan MotoGP yang digelar 3 September. Dan di Misano pekan lalu, Dani Pedrosa (Red Bull-KTM) yang tampil impresif dalam penampilan wildcardnya menarik perhatian. Tes rider berusia 38 tahun itu mendapatkan ‘Official Warning’ dari Stewards FIM MotoGP karena tekanan ban depannya tidak memenuhi regulasi baru.
Namun karena ini merupakan pelanggaran pertama dalam setiap kasus, Stewards FIM hanya memberikan peringatan resmi untuk kedua kasus tersebut. Sementara Vinales menghadapi penalti waktu pada balapan berikutnya, tidak demikian dengan Pedrosa. Alasannya karena dia tidak berencana untuk ambil bagian lagi di balapan musim ini.
Marco Bezzecchi (Mooney VR46) mencoba menganalisa, “Dani pastinya harus start dengan tekanan ban yang lebih sedikit karena dia tidak berada di barisan depan. Jadi timnya pasti berasumsi bahwa dia akan berada di tengah-tengah grup. Tetapi kita tidak bisa memprediksi suatu balapan. Saat dia melaju di posisi ke-4, dia mendapat udara segar di ban sehingga tekanannya lebih rendah. Namun hal itu sulit diprediksi. Tapi menurutku bukan itu sebabnya dia begitu cepat. Dani adalah pembalap yang luar biasa. Aturan ini sulit untuk dipahami.”
Pecco Bagnaia menimpali, “Jika dalam situasi Dani, saya akan melakukan hal yang sama. Itu adalah kesempatannya dan menurut saya ini merupakan strategi yang bagus.”
Pembalap Ducati-Lenovo itu sudah beberapa kali menegaskan bahwa dia tidak mendukung aturan tekanan ban yang baru tersebut. “Mereka membuat peraturan atas nama keselamatan, tapi itu tidak membuat olahraga kita menjadi lebih aman. Saya tidak setuju dan tidak akan pernah menyetujuinya,” kata murid Valentino Rossi itu di Misano.
Jorge Martin juga menegaskan akan menjadi masalah jika tekanan udara di ban depan terlalu banyak meningkat jika membalap di belakang pembalap lain. “Tidak bagus karena kita tidak bisa menyalip. Ini tidak bagus untuk pertunjukan dan juga sedikit berisiko. Rumit,” keluh rider Pramac Ducati itu.
“Saya start dengan tekanan ban yang sedikit lebih tinggi karena saya berasumsi bahwa saya akan memimpin balapan. Dalam hal ini, tekanan ban kita harus naik lebih tinggi. Tapi tentu saja, jika kita berasumsi bahwa kita akan berada di belakang pembalap lain maka tekanan ban kita harus sangat rendah,” pungkas Martinator.
RiderTua.com - Toyota kini memiliki berbagai macam produk ramah lingkungan yang dijualnya di pasar, tak terkecuali mobil listrik. Namun mengandalkan…
RiderTua.com - Makanya Fabio Di Giannantonio menolak menjalani operasi karena butuh waktu penyembuhan selama 3-4 bulan, hal yang sama pernah…
RiderTua.com - Maverick Vinales tidak mampu bersaing untuk memperebutkan posisi teratas pada balapan akhir pekan MotoGP di Jepang. Rada race…
This website uses cookies.
Leave a Comment