Categories: MotoGP

Penalti Franco Morbidelli : Seharusnya Freddie Spencer Teringat Peristiwa 40 Tahun Lalu

RiderTua.com – Di GP Jerez, Freddie Spencer akan dibantu oleh Andre Somolinos dan Tamara Matko. Mereka memberikan hukuman long lap penalti kepada Franco Morbidelli untuk race hari Minggu usai crash di lap pertama sprint race kemarin, karena mereka yakin dia menyebabkan crash yang juga berimbas pada Alex Marquez dan Marco Bezzecchi.

Seperti diketahui, para penggemar dan media dan tidak terkecuali tim dan pembalap yang bersangkutan merasa terganggu dengan banyaknya penalti yang dikenakan dalam olahraga balap motor saat ini. Dan dari semua itu, Freddie Spencer (juara dunia tiga kali) sebagai sosok paling ‘berkuasa’ dari Panel Steward FIM MotoGP yang baru diperkenalkan pada 2022, harus menerima banyak kritikan karena hukuman yang seringkali tidak dapat dipahami semua pihak.

Penalti Franco Morbidelli : Seharusnya Freddie Spencer Teringat Peristiwa 40 Tahun Lalu

Tim Monster Yamaha mengajukan protes dan dikenai biaya 1230 euro (Rp 20 juta) karena mereka yakin itu adalah insiden balap biasa. Namun ternyata uang tersebut terbuang sia-sia. Karena pembalap asal Jerman Ralph Bohnhorst (memenangkan GP sespan Jerman di Hockenheim pada tahun 1991) yang menangani masalah keberatan tersebut menolak banding mereka.

Tapi siapa yang mau menusuk ‘Fast Freddie’ dari belakang? Alasan penolakan keberatan tersebut adalah berkat analisis video tambahan, para petinggi sampai pada kesimpulan bahwa Morbidelli membalap dengan terlalu ambisius.

Franco Morbidelli

Ini membawa inti dari balapan ke titik absurd. Jika suatu saat semua pembalap  yang memulai pekerjaannya dengan ambisius dihukum, posisi grid seharusnya tetap kosong di ketiga kelas balap atau setidaknya akan ada gejolak luar biasa di long lap.

Jika para petinggi ini tidak lagi ingin melihat duel sungguhan hari ini, mereka harus langsung pindah ke olah raga catur, panahan atau golf. Penonton tidak membayar tiket masuk ke sirkuit atau menyalakan televisi di rumah karena mereka ingin menonton balapan membosankan seperti Formula 1.

Freddie Spencer harus mengingat peristiwa 40 tahun yang lalu. Saat itu, pembalap asal Amerika itu memperebutkan gelar juara dunia di kejuaraan dunia 500cc di pabrikan Honda melawan pembalap Yamaha Kenny Roberts (juara dunia 500cc pada 1978, 1979, dan 1980).

Di Jarama, Fast Freddie menang dengan selisih 0,55 detik atas King Kenny. Saat itu Roberts berkata, “Freddie mengambil risiko 120 persen, sayangnya saya hanya 110 persen.”

Dan di Anderstorp 1983, Spencer mengejutkan rivalnya di tikungan dalam lintasan dengan mengabaikan semua track limit dan kemudian dia menang dengan selisih tipis 0,16 detik.

BTW, Spencer memenangkan pertarungan gelar dunia melawan Roberts pada tahun 1983 dengan 144 hingga 142 poin.

Tanpa kemauan luar biasa untuk mengambil risiko dan agresivitas, Freddie tidak akan menjadi juara dunia tiga kali. Dan dia adalah pembalap terakhir yang memenangkan dua gelar dunia dalam satu tahun yakni pada 1985 di kelas 250cc dan 500cc.

Sementara itu, bahkan anggota panel stewards menyadari bahwa mereka terlalu sering menjatuhkan hukuman yang terlalu ringan, hanya karena teknologi modern memberi mereka alat untuk melakukannya dan mereka suka berpura-pura sebagai hakim bak seorang dewa.

Pada masa Spencer, tidak banyak posisi kamera, dan tidak setiap pelanggaran kecil dapat dibuktikan dengan kamera onboard atau kamera bahu.

Sudah saatnya Freddie Spencer dan para pembantunya melakukan introspeksi dan memikirkan arti dari motorsport. Dia tidak akan mendapatkan julukan Fast Freddie karena dia berjalan tanpa ambisi di lintasan balap.

Pembalap terbaik dan tercepat harus menang. Tapi bukan yang paling damai, yang menghindari setiap duel roda-ke-roda hanya karena kesopanan dan karena itu tidak pernah mengambil risiko hukuman.

Mimi Carrasco

Leave a Comment

Recent Posts

Marc Marquez Menguji Rem Jempol untuk Pertama Kalinya

RiderTua.com - Marc Marquez mencoba rem jempol di stang kiri Ducati GP23 pada tes hari Senin di Jerez. Rider Gresini…

2 Mei 2024

Fabio Di Giannantonio : Teknologi di MotoGP Saat Ini Luar Biasa, Saya Menyukainya

RiderTua.com - Semakin dekat pengumuman mengenai peraturan baru MotoGP, semakin terbuka perdebatan tentang teknologi di masa depan. Fabio Di Giannantonio dengan…

2 Mei 2024

Johann Zarco : Bukan Drama, RC213V yang Baru Tidak Ada Kemajuan

RiderTua.com - Pada tes MotoGP hari Senin di Jerez, 4 pembalap Honda Joan Mir, Luca Marini, Takaaki Nakagami, dan Johann…

2 Mei 2024

Tesla Cybertruck akan Dikirim ke Indonesia Mulai Tahun Depan

RiderTua.com - Tesla telah memulai pengiriman Cybertruck di Amerika Serikat tahun lalu, meski untuk pasar global juga tengah dilakukan. Namun…

2 Mei 2024

Sergio Garcia : Saya Belum Masuk Radar Mana Pun!

RiderTua.com - Tak ada yang menyangka, pendatang baru tim MT Helmets - MSI,  Sergio Garcia (Boscoscuro) berhasil memimpin klasemen Kejuaraan…

2 Mei 2024

Wuling Hanya Sediakan Satu Varian Untuk Cloud EV

RiderTua.com - Wuling Cloud EV kini sudah bisa dipesan oleh konsumen Indonesia beberapa bulan setelah modelnya diperkenalkan ke publik. Mobil…

2 Mei 2024