Categories: MotoGP

Pecco Bagnaia: Aturan Tekanan Ban yang Baru, Kalo Slipstream Lebih Berbahaya

RiderTua.com – Pecco Bagnaia melaju dengan ban depan yang bertekanan udara lebih tinggi pada tes pramusim Sepang. Namun dalam situasi balapan, tekanan ban seperti bisa berkembang menjadi masalah. Dan hal yang ditakuti oleh pembalap pabrikan Ducati itu.

Usai tes selama 3 hari di Malaysia, Juara Dunia MotoGP 2022 itu mengungkapkan, “Kami melaju di setiap sesi dengan ban depan bertekanan udara yang tinggi. Belum pasti berapa nilai minimumnya. Tapi itu bisa menjadi masalah bukan hanya untuk kita, tapi untuk semua pembalap. Jika kita slipstream dengan pembalap di depan, itu lebih berbahaya karena tekanan ban terlalu tinggi.”

Pecco Bagnaia: Aturan Tekanan Ban yang Baru, Kalo Slipstream Lebih Berbahaya

Pemasok ban Michelin menetapkan tekanan udara ban depan minimal 1,9 bar agar tidak membahayakan keawetan ban. Tahun lalu, batas ini sering dikritik oleh para pembalap termasuk oleh Pecco Bagnaia dalam meraih kemenangannya di Jerez . Namun dalam aliansi pabrikan MSMA disepakati bahwa pelanggaran semacam itu tidak boleh dihukum. Salah satu argumen yang diberikan adalah sistem pemantauan yang berbeda.

Pecco Bagnaia

Sensor standar buatan pabrikan asal Prancis LDL digunakan untuk pertama kalinya dalam tes Sepang untuk memeriksa tekanan minimum pada ban depan. Itu sebabnya tim juga bekerja pada tekanan ban. Meski tidak akan ada konsekuensinya (setidaknya untuk tiga balapan pertama) jika batasnya harus di bawah itu.

Masalahnya, lebih sedikit tekanan berarti lebih banyak cengkeraman. Selain itu tim tidak dapat dan tidak ingin start dengan terlalu banyak tekanan, karena suhu ban dan tekanan udara pada ban depan akan meningkat dengan cepat saat berada di dalam kelompok. Dan beberapa pembalap mengalami masalah serius dengan risiko crash jika ban depan lebih dari 2,2 bar.

Lihat Juga:

Manajer proyek Michelin, Piero Taramasso dapat memberikan batas tekanan ban baru untuk bagian depan sebesar 1,88 bar di tahun 2023.

Bagnaia menambahkan, “Selama saya melaju sendiri dan tekanan ban tinggi, saya merasa cukup baik. Tentu saja tidak seaman dengan tekanan ban yang lebih rendah, tetapi jika nilai minimumnya ditetapkan seperti itu, kami harus bersiap untuk itu.”

Pembalap asal Turin-Italia itu tidak tahu persis seberapa tinggi tekanan bannya. “Saya tidak memiliki semua datanya, mekanik yang mengurus itu. Yang saya tahu adalah saya memiliki lebih dari 2 bar di setiap sesi. Itu penting untuk diuji. Tapi satu hal yang pasti, jika saya start balapan dengan tekanan ban dan kemudian berada di belakang pembalap lain, itu akan menjadi masalah. Mungkin pada tes selanjutnya, saya akan mencoba slipstream seseorang untuk merasakannya,” pungkas murid VR46 itu.

This post was last modified on 19 Februari 2023 16:30

Mimi Carrasco

Leave a Comment

Recent Posts

Subaru Catat Kenaikan Penjualan Mobilnya di Q1 2024

RiderTua.com - Meskipun Subaru kembali hadir di Indonesia, mereka telah menghadirkan sejumlah mobil disini. Dari SUV sampai mobil sport, semuanya…

17 Mei 2024

Mobil LCGC Daihatsu Tetap Memimpin Penjualan Bulan Lalu

RiderTua.com - Daihatsu dan beberapa merek mobil lainnya di Indonesia mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan pada April lalu. Beberapa…

17 Mei 2024

Mitsubishi Yakin Target Penjualan Mobil Tahun Ini Bisa Tercapai

RiderTua.com - Mitsubishi mengalami penurunan penjualan mobil yang cukup drastis di Indonesia pada bulan lalu. Tidak hanya mereka saja, banyak…

17 Mei 2024

Kawasaki Meguro K3 : Model Klasiknya Masih Dipertahankan, Harga Rp 140 Jutaan

RiderTua.com - Sejak tahun 1960-an, Kawasaki dan Meguro sudah lama menjalin kerja sama yang sampai sekarang pun juga masih merilis…

17 Mei 2024

Honda, Yamaha dan Aprilia Melakoni Tes di Mugello

RiderTua.com - Sesuai aturan konsesi yang baru, sebagai pabrikan yang menempati peringkat D Honda dan Yamaha memiliki kebebasan untuk melakukan…

17 Mei 2024

Subaru dan Kehadiran Merek Mobil Baru di Indonesia

RiderTua.com - Penjualan mobil Subaru di Indonesia masih berjalan dengan bagus di tengah penurunan kondisi pasarnya pada April lalu. Sejauh…

17 Mei 2024