RiderTua.com – Davide Tardozzi sangat antusias dengan sprint yang akan digelar di MotoGP mulai musim ini. Tetapi menurut manajer tim Ducati Lenovo itu, akan lebih baik jika hanya setengah dari balapan akhir pekan diadakan dalam format sprint tahun ini.
“Menurut pendapat saya, digelarnya sprint itu sudah benar. Tetapi saya juga berpikir bahwa tidak benar menggelar 21 balapan dan 21 sprint di tahun pertama. Menurutku, lebih baik menjalani 50 persen balapan di tahun pertama. Bagi saya, sprint itu bagus karena saya suka balapan. Tapi saya pasti sangat menderita jika harus melakoni 21 balapan dan 21 sprint,” tegas Tardozzi.
Tahun ini, para pembalap MotoGP dan timnya memiliki tugas baru yang kudu dikuasai karena seluruh 21 balapan akhir pekan akan dijalankan dalam format sprint. Meski kompetisi singkat tersebut tidak disebut balapan, tantangannya tetap besar.
Davide Tardozzi menjelaskan, “Saya penasaran, tetapi pada tingkat rasa ingin tahu kami tidak cukup. Jika tidak, kita tiba-tiba menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak berfungsi. Itu sebabnya kita harus mengatur dan memahami format baru. Kami menjalankan banyak simulasi untuk meningkatkan pemahaman kami tentang cara terbaik mengelola sprint.”
Bos asal Italia itu menekankan bahwa format baru akan membuat pekerjaan di dalam garasi berubah. “Kami sudah mensimulasikan itu, kami juga sudah mengevaluasi data dan jadwal yang diperlukan. Seperti yang kita semua tahu, kita harus mengganti tangki dan menyesuaikan ini dan itu. Banyak sekali hal yang perlu dianalisis,” jelasnya.
Tardozzi menambahkan, “Teknisi kami telah melakukan simulasi yang mungkin juga akan kami lakukan selama tes musim dingin. Bagi saya, sprint adalah ide yang bagus. Itu pasti mengubah manajemen dan pola pikir balapan akhir pekan, termasuk di benak para pembalap.”
Tardozzi menyadari fakta bahwa beberapa pembalap mengkritik banyaknya balapan yang menghasilkan poin dan muncul pertanyaan apakah pengenalan sprint seharusnya juga menghasilkan perubahan anggaran.
“Ketika wacana tentang sprint ini mengemuka, saya bertanya kepada para pembalap, ‘tapi ketika kamu masih muda, bukankah kamu menunggu kesempatan untuk balapan sebanyak mungkin? Mengapa hari ini kamu tidak senang jika diminta untuk menjalani balapan lagi atau bahkan tes?'” ungkap Tardozzi.
“Ya, tekanannya memang berbeda. Tapi tekanannya dapat dikelola. Menghadapi tekanan adalah bagian dari pekerjaan. Sang juara tahu bagaimana menghadapinya dan ketika tekanan dari format baru meningkat, itu akan menunjukkan siapa juaranya,” pungkas mantan pembalap berusia 64 tahun itu.
RiderTua.com - Marc Marquez mencoba rem jempol di stang kiri Ducati GP23 pada tes hari Senin di Jerez. Rider Gresini…
RiderTua.com - Semakin dekat pengumuman mengenai peraturan baru MotoGP, semakin terbuka perdebatan tentang teknologi di masa depan. Fabio Di Giannantonio dengan…
RiderTua.com - Pada tes MotoGP hari Senin di Jerez, 4 pembalap Honda Joan Mir, Luca Marini, Takaaki Nakagami, dan Johann…
RiderTua.com - Tesla telah memulai pengiriman Cybertruck di Amerika Serikat tahun lalu, meski untuk pasar global juga tengah dilakukan. Namun…
RiderTua.com - Tak ada yang menyangka, pendatang baru tim MT Helmets - MSI, Sergio Garcia (Boscoscuro) berhasil memimpin klasemen Kejuaraan…
RiderTua.com - Wuling Cloud EV kini sudah bisa dipesan oleh konsumen Indonesia beberapa bulan setelah modelnya diperkenalkan ke publik. Mobil…
Leave a Comment