RiderTua.com – Jika Honda kesulitan dengan daya saingnya: Apakah Marc Marquez sudah berfikir akan pindah dari tim sayap emas itu dan hanya mementingkan gelar dunia alih-alih gaji tinggi?.. Karena gelar dan masuk dalam sejarah tak ternilai harganya. Selagi dia masih diterima di pabrikan lain dengan motor yang punya peluang meraih gelar.. Pada saat ini, persaingan menjadi lebih kuat secara signifikan mulai dari Ducati, Aprilia hingga KTM. Bahkan Suzuki, meski mundur dari MotoGP, tetap mampu memenangkan dua dari tiga balapan terakhir. Honda hanya menang tiga kali dalam 3 tahun terakhir yakni pada 2021 bersama Marc Marquez.
“Marc sekarang menuntut lebih dan lebih dari Honda, karena dia melihat bahwa di Ducati semua pembalap dengan gaya balap yang berbeda dan kualitas yang berbeda sangat cepat dalam satu lap dengan Desmosedici. Dari sini, Marc menyimpulkan bahwa tidak sulit bagi para pembalap untuk meraih pole position dengan Ducati,” kata Bradl.
Dan kini adiknya Alex Marquez pindah ke Gresini-Ducati sebagai garda depan untuk mengetahui bagaimana performanya di GP22. Pada saat yang sama, dia menuntut motor pemenang tanpa kompromi dari Honda.
Eksekutif Honda seperti Alberto Puig terus mengenang kejayaan masa lalu, mengingat kembali ke musim 2013-2019 ketika Repsol-Honda memenangkan enam dari tujuh Kejuaraan Dunia Pembalap bersama Marquez.
Stefan Bradl yang memasuki musim keenamnya sebagai test rider Honda, mengkritik kurangnya kemauan para insinyur Honda untuk mengambil risiko. Namun Juara Dunia Moto2 2011 itu juga mengingatkan tentang masa-masa sulit Ducati. “Mereka butuh 15 tahun untuk menjadi juara dunia lagi,” pungkas rider asal Jerman itu.