RiderTua.com – Berkat Pecco Bagnaia, impian Gigi Dall’Igna untuk memenangkan gelar dunia pembalap MotoGP menjadi kenyataan tahun ini. 15 tahun sejak kemenangan terakhir Ducati, dan 13 tahun sejak pembalap Italia mengklaim kejayaan, Pecco mengakhiri kedua ‘puasa’ tersebut setelah mengejar 91 poin minus yang sensasional untuk menjadi Juara Dunia MotoGP 2022. Dengan kesuksesan ini apakah Gigi Dall’Igna berfikir untuk mencari tantangan di pabrikan lain, atau Honda misalnya berani membayar mahal untuk mendapatkannya?
Jelas, tidak ada alasan bagi bos balap Ducati itu untuk meninggalkan Borgo Panigale. “Tidak. Jika saya meninggalkan Ducati, itu berarti saya akan pensiun. Jadi jika Anda tidak melihat saya lagi di sini, itu karena saya menghabiskan waktu dengan berjalan kaki atau bermain ski di pegunungan,” tegasnya sambil tersenyum kala ditanya kemungkinan dia pindah usai merengkuh kesuksesan bersama Ducati.
Gigi Dall’Igna: Ambil Lebih Banyak Risiko dan Lebih Inovatif dari Pabrikan Lain
“Tujuan utama dan alasan saya bergabung dengan Ducati adalah satu-satunya gelar yang saya lewatkan di CV saya. Saya pikir Ducati adalah satu-satunya tempat di Italia yang bisa saya dapatkan,” imbuh bos berusia 56 tahun yang bergabung dengan The Reds sejak musim 2014 itu.
Gigi menambahkan, “Jujur, dalam perhitungan saya, saya telah merencanakan untuk memenangkan gelar sedikit lebih awal. Tapi MotoGP adalah kelas yang sulit. Dengan ketekunan yang besar, akhirnya kami berhasil mewujudkan mimpi ini.”
Insinyur jenius Ducati Corse ini tentu saja menikmati kesuksesan ini, namun di saat yang sama dia menegaskan, “Yang lebih penting adalah apa yang akan terjadi di masa depan.”
Bagaimana Dall’Igna melihat skenario teknis di MotoGP hari ini? Pabrikan Jepang tampaknya sedang kesulitan. “Saya pikir kami telah sedikit mengubah kecepatan di MotoGP dalam beberapa tahun terakhir. Tentu saja itu dari sudut pandang teknis, tetapi saya juga akan mengatakan dari sudut pandang olahraga,” jawab Gigi.
“Bagaimana kami menangani tim satelit kami, bagaimana kami membangun pembalap muda di sana dan kemudian bawa mereka ke tim pabrikan. Kami lebih cepat dari yang lain dan itu hampir selalu dihargai. Jelas bahwa kami juga mengambil lebih banyak risiko dan kami lebih inovatif ketimbang pabrikan lain. Jika kita melakukan itu, saya pikir hasilnya akan datang cepat atau lambat,” lanjut bos asal Italia itu.
Apalagi di bidang aerodinamika, Ducati di bawah kendali Dall’Igna selalu selangkah lebih maju. “Ketika saya datang ke Ducati, saya mencoba memahami hal baik apa yang telah dilakukan di Ducati untuk membangunnya. Ide winglet telah dicoba sebelumnya, tetapi mungkin tidak dilakukan dengan cara yang benar,” kata Dall’Igna.
Gigi menambahkan, “Jadi saya mencoba untuk menempatkan aspek yang mungkin sedikit lebih ilmiah untuk jenis penalaran ini dan tidak hanya mencari keuntungan di trek lurus, tetapi menganalisis bagaimana meningkatkan aerodinamika secara keseluruhan dan di tikungan. Ini adalah masalah yang sangat rumit karena pembalap dan posisinya juga memainkan peran kunci dalam menentukan aerodinamika motor. Itu mungkin tidak pernah dilakukan seperti itu sebelumnya dan kami mencoba memperdalamnya sedikit demi sedikit.”
Bagaimana pengalaman general manager Ducati Corse itu di musim dingin sebagai juara bertahan? “Saat ini adalah momen spesial karena kami harus membuat banyak keputusan sebelum tes musim dingin yang akan menentukan musim depan. Sekarang mesin diuji, inilah saatnya keputusan dibuat,” jawab Gigi.
“Saya tidak sabar menunggu liburan Natal untuk melihat kembali semua yang telah kami capai tahun ini. Itulah yang saya sarankan kepada semua orang yang bekerja di Ducati Corse. Dan jika memungkinkan kita harus merasakan emosi itu lagi, karena kami benar-benar telah mencapai sesuatu yang penting,” pungkas Gigi Dall’Igna.
Muehehehehehe sok iye nicht yee